Sidang Jambean memiliki kesan tersendiri yang mendalam pada Rabu petang, 24 April 2019. Evangelist Djemino yang merupakan Evangelist dan sekaligus anggota sidang jemaat ini memasuki masa pengasoan dari tugas jawatannya dalam Kebaktian yang dipimpin oleh Rasul Samuel Hadiwidagdo.
Bertugas sebagai Pemangku Jawatan selama 27 tahun (17 tahun di antaranya sebagai Evangelist) bukanlah perjuangan dan pengorbanan yang singkat. Selama masa itu pula beliau – yang didampingi istri tercinta, Ibu Dwi Arti – merawat anak-anak Allah untuk sidang jemaat Jambean (termasuk pos pelayanan Jelok) dan sidang jemaat Langenrejo dengan penuh kasih dan tanpa mengeluh.
Masa pengasoan mengantarkan beliau pada ketinggian berkat dan kemurahan Allah : dibebaskan dari tugas jawatan. “Kini kubebaskan engkau dari tugas jawatan Evangelist secara terhormat” demikian dikatakan Rasul Samuel.
Masih terngiang dalam benak kita ketika kita merayakan Jumat Agung, di mana Yesus Kristus telah melakukan kehendak Bapa-Nya, yang adalah “tugas” sebagai penebusan bagi banyak orang, dan pada akhir hidup-Nya Beliau dapat berkata : “Sudah selesai.”
Dalam kebaktian tersebut, Rasul Samuel melayani anak-anak Allah dengan menggunakan Yohanes 21 : 12 – 14
Kata Yesus kepada mereka : “Marilah dan sarapanlah.” Tidak ada di antara murid-murid itu yang berani bertanya kepada-Nya : “Siapakah Engkau?” Sebab mereka tahu, bahwa Ia adalah Tuhan. Yesus maju ke depan mengambil roti dan memberikannya kepada mereka, demikian juga ikan itu. Itulah ketiga kalinya Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya sesudah Ia bangkit dari antara orang mati.
Rasul menyampaikan bahwa persekutuan dengan Yang Telah Bangkit menciptakan kepastian iman. Memiliki persekutuan dengan Yang Telah Bangkit bermakna bahwa kita dengan senang hati melakukan kehendak Allah meskipun terjadi ketakutan, kelemahan, dan keraguan diri, dan dengan senang hati mengikut Yesus Kristus. Persekutuan dengan-Nya adalah persekutuan yang penuh damai sejahtera, persekutuan yang menguatkan iman, dan persekutuan di dalam sakramen. Kita ingin tetap tinggal di dalam persekutuan dengan Tuhan dan menikmati penjumpaan di dalam rumah-Nya.