Rasul Samuel Handoyo Tansahtikno melayani para anak-anak Allah di Asia Tenggara dari Malang, Jawa Timur pada Minggu,17 Mei 2020. Sebuah firman yang menguatkan, terutama saat pandemi virus corona yang masih berlangsung pada saat ini diberikan untuk kita semua. Ada alasan yang kuat mengapa kita perlu mengandalkan diri dan berharap hanya kepadaNya.
“Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN! Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah..” (Yeremia 17:7-8) menjadi dasar nas pada kebaktian ini.
Mengandalkan dan berharap kepadaNya
“Umat Israel pada saat itu dihadapkan pada situasi tertekan, dan dikeliliingi oleh orang-orang yang tidak percaya Allah,” Rasul Samuel menjelaskan. “Untuk itulah Allah mengirim Yeremia untuk mengingatkan umat Israel untuk hanya mengandalkan dan berharap kepada Allah saja.” Juga pada saat ini, Allah meminta kita untuk mengandalkan Dia:
- pada firman Allah. FirmanNya adalah kebenaran, ya dan amin. Kita tidak mengandalkan pada kekuatan dan pengetahuan kita sendiri
- pada kasih Allah. Meskipun kita tidak senantiasa memahami tindakan-tindakan-Nya, kita tahu bahwa Ia bekerja untuk keselamatan kita
- pada kemahakuasaan Allah. Tidak ada yang mustahil bagi Dia. Ia yang membangkitkan Kristus, juga akan membangkitkan kita.
“Dalam firman kita juga mendengar: diberkatilah orang yang menaruh harapannya pada TUHAN!” Kita berharap:
- pada janji Yesus. Ia berjanji akan datang kembali, dan kita menantikannya dengan menyucikan diri kita
- pada kemurahan Yesus. Dengan rendah hati dan penuh pertobatan kita mencari perkenan Allah, karena kita sadar tidak dapat menghasilkan keselamatan kita sendiri
- pada kemuliaan kerajaan Allah. Semua penderitaan yang masih kita alami akan tertutup oleh kemuliaanNya.
Berkat Allah
Allah memberkati mereka yang menaruhkan pengandalan dan pengharapan mereka pada-Nya. “Berkat ini bukanlah berkat jasmani, namun berkat rohani,” Rasul Samuel menandaskan.
- Seperti pohon yang ditanam di dekat sungai yang senantiasa memiliki akses ke air, mereka yang diberkati tidak dilepaskan dari ujian-ujian tetapi itu tidak memengaruhi hubungan mereka dengan Allah
- Mereka tahu bahwa penderitaan itu hanya sesaat dan bahwa kematian hanyalah sebuah langkah. Masa depan akan membawa hidup yang kekal bagi mereka bersama Allah;
- di masa-masa “tahun kering”, misalnya, ketika beberapa dari doa mereka tidak dikabulkan, mereka mengingat berkat Allah dan tetap setia melayaninya.
“Ini adalah firman yang sungguh-sungguh sesuai dengan keadaan dan waktu,” ujar Rasul Samuel “Marilah kita mengandalkan Dia, marilah kita menaruhkan pengharapan kita kepadaNya, kemudian kita akan diberkati. Dan berkat terbesar kita adalah ketika Ia datang, kita akan ambil bagian pada harinya Tuhan.”