Jakarta. Sebuah wawancara dengan Rasul Distrik Edy Isnugroho secara daring melalui akun instagram @nac.indonesia, menjawab pertanyaan yang diajukan oleh kaum muda, pemangku jawatan, dan saudara-saudari.
Rasul Distrik Edy, apakah kaum muda Gereja Kerasulan Baru diperbolehkan menikah dengan pasangan yang di luar Kerasulan Baru, jika bisa, bagaimana prosesnya?
Apabila pasangannya adalah seorang muslim, di Indonesia hal itu tidak dapat dilakukan. Kecuali yang Kerasulan Baru menjadi Islam terlebih dahulu. Namun kondisi seperti ini di luar negeri, dapat dilaksanakan. Apabila dengan pasangan Kristiani, dapat dilakukan dengan meminta keterangan dan memenuhi syarat administrasi untuk perkawinan di kantor dukcapil. Setelah dinyatakan memenuhi syarat administrasi, kemudian dapat memohonkan berkat pernikahan. Di Gereja Kerasulan Baru, pasangan yang berasal dari gereja lain dapat menunjukan surat keterangan dari gereja asalnya atau membuat pernyataan di atas meterai, untuk kemudia diberkati di Gereja Kerasulan Baru. Untuk pasangan yang demikian, saya menasihatkan, agar pasangan yang Kerasulan Baru kelak setelah perkawinan ada kepastian diberi kelonggaran untuk menjalankan iman kepercayaannya. Bagaimana mengasuh anak-anak dan lain sebagainya.
Di masa pandemi ini apakah baptisan kudus dan kemeteraian kudus dapat dilaksanakan? juga apakah konfirmasi tahun ini dapat dilaksanakan?
Tindakan sakramen tidak dapat diberikan dalam masa pandemi ini, karena belum dapat berkebaktian di gereja dan berkenaan protokol kesehatan yang sudah diatur. Kita ingin mengikuti protokol kesehatan yag telah ditentukan.
Berkat konfirmasi untuk Distrik Asia Tenggara akan dilaksanakan pada tahun depan sesuai surat Pemberitahuan 27 April 2020 yang lalu.
Bagaimana pandangan gereja atau pribadi Rasul Distrik tentang LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender)?
Saya ingin menjawab ini dari sudut pandang gereja. Sesuai dengan surat Rasul Kepala tanggal 20 Mei 2020, prioritas gereja adalah membuat suara Injil didengar: Kristus mengundang kita untuk menerima sesama kita, terlepas dari orientasi seksualnya, dan untuk mengasihi dia sebagaimana Kristus mengasihi kita. Ini adalah pesan yang Rasul Kepala nyatakan dengan kuat dan jelas di seluruh dunia. Kasih Kristus tidak dibatasi oleh orientasi seksual sesama kita.
Asosiasi LGBTI (Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender, Intersex) ingin spy Gereja Kerasulan Baru mengambil sikap yang jelas tentang homoseksualitas berdasarkan Alkitab. Para Rasul Distrik, bekerjasama dengan para Rasul, saat ini sedang melakukan studi yang saksama terhadap teks-teks Alkitab yang berkaitan dengan posisi perempuan dalam penciptaan, masyarakat, dan gereja. Bagi Rasul Kepala, hal ini tampaknya menjadi prioritas yang lebih besar — lagipula, lebih dari setengah dari semua orang Kristen Kerasulan Baru adalah perempuan. Pada saat yang sama, kami melanjutkan pekerjaan kami tentang masalah perempuan dalam jawatan. Hanya setelah tema-tema ini ditangani, kami dapat mengabdikan diri pada studi mendalam tentang teks-teks Alkitab yang berkaitan dengan homoseksualitas. Penafsiran Kitab Suci tentang homoseksualitas sering secara radikal ditentang. Rasul Kepala khawatir, masih akan membutuhkan waktu bagi kita untuk sampai pada interpretasi yang diterima oleh semua Rasul.
Penahbisan dalam jawatan yang mungkin dapat terjadi di gereja distrik, beberapa pemangku jawatan diminta untuk meninggalkan jawatan mereka, karena homoseksualitas mereka. Sementara di gereja distrik lain ditahbiskan dengan pengetahuan yang sepenuhnya akan fakta yang ada. Rasul Kepala hanya ingin mengingat elemen penting dalam konsep jawatan kita. Jawatan adalah karunia yang diberikan Tuhan kepada gereja. Tuhan memilih hamba sesuai dengan kebutuhan orang percaya yang akan dia layani. Terserah Rasul untuk memastikan bahwa orang percaya yang ia rencanakan untuk ditahbiskan, akan diterima oleh sidang jemaat. Di gereja awal, para Rasul meminta orang-orang percaya untuk menunjuk tujuh orang yang akan ditahbiskan sebagai Diaken (Kis 6: 1-6). Di jaman kita sekarang, pilihan ini tergantung pada para pemimpin setempat (baik itu di sidang atau distrik), yang bertindak atas nama — dan untuk kepentingan — sidang jemaat.
Berkat pernikahan untuk pasangan sesama jenis, pada titik ini, posisi Gereja Kerasulan Baru jelas. Menurut penafsiran kami berdasarkan Alkitab, berkat pernikahan hanya bisa diberikan kepada pasangan yang terdiri dari laki-laki dan perempuan. Tidak ada satu pun argumen teologis yang diajukan hingga saat ini yang meyakinkan kami tentang perlunya mengubah doktrin kita.
Bagaimana mengatasi kejenuhan dalam melayani Allah bagi para kaum muda/pemangku jawatan. Apakah ada solusinya?
Saya ingin mengutip apa yang tertulis dalam Kolose 3:23-24. “Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah. Kristus adalah tuan dan kamu hamba-Nya.” Kita menyadari bahwa kita melayani untuk Tuhan. Motivasi kita adalah kasih, seperti Tuhan telah mengasihi kita. Hasilnya? Ganjaran atau upah dari Tuhan, majikan/tuan yang terbaik.
Apa yang dilakukan gereja sebagai bentuk transparansi uang kurban?
Sesuai dengan Anggaran Dasar GKBI 10.2. “Dilaksanakan oleh Badan Pengurus Gereja yang setiap tahunnya berkewajiban memberikan Laporan Keuangan Tahunan yang telah diperiksa oleh Kantor Akuntan Publik kepada Rapat Para Wakil.” Penting untuk diketahui opini dari KAP tahun lalu: menurut opini kami, laporan keuangan terlampir menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, neraca GEREJA KERASULAN BARU INDONESIA tanggal 31 Desember 2019, serta kinerja keuangan dan arus kasnya untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP). Laporan keuangan juga disampaikan kepada NAKI.
Apa suka duka Rasul Distrik dalam melayani Allah di Asia Tenggara?
Hal yang menyukakan adalah bisa mengunjungi ke seluruh Asia Tenggara, mengenal Sdr/i yg beragam bangsa, suku, budaya, kebiasaan; berkebaktian, melayani, belajar, mengalami pengabulan doa, mengumpulkan pengalaman iman, itu adalah harta surgawi yg kekal. Kemudian dapat dekat dg Rasul Kepala dan para Rasul. Walaupun di sisi lain waktu untuk keluarga menjadi lebih sedikit, capek, bahkan berisiko mati di jalan, namun lebih banyak sukacita yang saya alami dalam menjalani tugas ini.
Bagaimana perspektif gereja tentang hantu? dan apakah kita dapat berjumpa kembali dengan para kekasih kita yang telah mendahului kita?
Hantu sudah dikenal pada masa Tuhan bekerja di bumi. (Matius 14:26; Markus 6:49; Lukas 24:37; Lukas 24:39)
Ya, kita dapat berjumpa kembali dengan para kekasih kita yang telah meninggal. Sekarang, dalam kebaktian-kebaktian, kita bersama-sama, hanya kita tidak dapat melihat. Kelak, pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit (1 Tesalonika 4:16,17) sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan.
Sering dikatakan: kita telah ditebus oleh Tuhan Yesus. Yang ditebus itu diri kita/dosa kita?
Menurut Katekismus Gereja Kerasulan Baru bab 3.4.8.4 , Isi Injil yang mendasar adalah kemurahan, kasih dan pendamaian yang ternyata di dalam Yesus Kristus. Ia adalah Putra Allah yang telah datang untuk menghancurkan pekerjaan Iblis, untuk menebus manusia dari dosa ke dalam mana mereka telah jatuh dan terbelenggu, dan untuk membebaskan mereka dari tuntutan Iblis. Melalui kurban-Nya, Yesus Kristus membukakan jalan pada pendamaian dan pintu gerbang menuju kehidupan kekal bagi manusia. Melalui kematian dan kebangkitan-Nya, Ia membuktikan sekali untuk selama-lamanya, bahwa Ia adalah Tuhan atas maut dan Iblis. Manusia mengambil bagian dalam kemenangan ini melalui iman (1 Kor. 15:57). Allah, di dalam kasih-Nya, ingin menebus manusia dari dosa dan membebaskan mereka dari kesalahan.
Bagaimana cara kita merespon terhadap isu global yang sering kita kenal dengan ‘teori konspirasi’?
Saya ingin mengutip pernyataan psikolog John Grohol: teori konspirasi lazimnya muncul pada masa ketidakpastian atau setelah peristiwa-peristiwa tragis berskala besar. Para pencipta teori konspirasi memanfaatkan gagasan apa pun yang mereka punya untuk disesuaikan dengan fakta yang ingin mereka percayai. “Dan, seringkali mereka menggunakan kepercayaan-kepercayaan berbasis paranoia untuk meyakinkan orang lain di sekeliling mereka”. Para pecinta teori konspirasi seringkali ialah kumpulan orang-orang “bebal”, introvert, dan penuh rasa curiga. “Memercayai teori konspirasi bersama orang-orang asing bisa memberikan rasa saling memiliki di antara mereka”.
Menurut saya, daripada memercayai teori konspirasi, yang kemudian kita menyalahkan orang tertentu yang tidak ada gunanya, lebih baik kita mengikuti himbauan Rasul Kepala: dalam kedaan sulit ini, marilah kita berakar di dalam Kristus; Kita percaya dan mengasihi Tuhan – memelihara hubungan dengan-Nya. Tuhan akan senantiasa menemukan suatu cara yang istimewa untuk menolong mereka yang mengasihi Dia. Janji Allah tetap: segala sesuatu – bahkan krisis corona – bekerja bersama-sama untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Allah (Roma 8:28). Tidak ada krisis atau kesengsaraan apapun, yg dapat menghalangi Tuhan memimpin umat-Nya menuju tujuan kemuliaan. Dan kita membantu pemerintah yang berjuang keras mengatasi krisis pandemi ini.
Mengenai kebaktian streaming, ada sisi positif dimana gereja sekarang lebih terbuka. Namun di sisi lain ada kendala bagi sdr/i yang tidak dapat mengakses, atau para PJ kesulitan berkunjung untuk memberikan perawatan jiwa. Bagaimana Rasul Distrik melihat hal ini?
Di masa kelaparan rohani ini, jawatan Rasul harus tetap menjangkau anak-anak Allah. Cara yang kami lihat paling tepat saat ini adalah melalui kebaktian streaming. Memang ada kendalanya, tidak dapat menjangkau semua saudara-saudari di pelosok, di mana tidak ada sinyal internet. Solusinya adalah kami berikan recording audio. Di tempat-tempat di mana tidak ada sinyal sama sekali, kami akan mengirimkan copy Tuntunan Untuk Kebaktian. Saya mengajak engkau semua, marilah kita menyikapi kendala yang ada saat ini dengan sikap yang positif. Ya, kita memang sangat merindukan kebaktian. Marilah kita taruhkan pengandalan kita kepada Allah – Ia senantiasa mengetahui bagaimana cara memberi mereka yang mengasihi Dia, apa yang sangat penting untuk keselamatan mereka! Ia juga akan memberikan apa yang diperlukan orang-orang percaya yang tidak terjangkau oleh pelayanan para Rasul.
Rasul Distrik, terima kasih banyak untuk waktunya dalam wawancara ini
This post is also available in: English