Jika kita membayangkan kasih Allah, itu adalah kepastian terbesar yang dapat kita alami karena Allah ada di dalam kita. Itulah seruan yang diberikan Rasul Samuel Tansahtikno pada kebaktian Minggu, 24 Mei 2020 dari Malang. Itu bukanlah karena berkat yang diberikan kepada kita, bukan disebabkan karena banyak hal baik yang terjadi dalam kehidupan kita, atau bukan hal-hal lainnya. Tapi karena kita berada di dalam kasih.
Rasul mendasari pelayanannya dari Yohanes 13:34-35. “Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi”
“Ketika Tuhan Yesus berbicara mengenai kasih, itu tidak berarti bahwa kasih ini sama dengan apa yang dipahami oleh manusia. ketika Tuhan Yesus berbicara mengenai kasih, Ia berbicara mengenai kasih Allah.” Kasih Allah mengasihi semua manusia tanpa membuat pembedaan atau syarat apapun. Ia tidak membuat keputusan untuk mengasihi seseorang karena alasan tertentu atau pertimbangan tertentu. “Kasih Allah adalah untuk semua. Ia mengasihi semua manusia.” Rasul menandaskan.
Kasih Allah dinyatakan kepada kita melalui:
- Yesus Kristus. Ia mati bagi kita para pendosa, Yesus menebus dosa dan kesalahan kita.
- Karunia Roh Kudus. Dengan menerima karunia Roh Kudus, kita menerima sebuah ciri khas dari ciptaan yang baru.
Allah meminta kita untuk mengasihi sesama kita dengan kasih-Nya. Hal ini tidak berarti untuk menunjukkan kepadanya betapa kita mengasihi dia dan apa yang kita siap untuk lakukan baginya, tetapi untuk menjadikan dirinya sadar betapa besar Allah mengasihi dia dan apa yang Allah lakukan baginya.
“Firman Ini juga diberikan, yang pertama dan terutama untuk para murid-Nya. Ini juga berlaku bagi kita. Kita ingin saling mengasihi, kita memulainya dari lingkungan kita, kita ingin mulai saling mengasihi di dalam sidang jemaat kita.” ujar Rasul Samuel. Kita ingin saling mengasihi sebagaimana Yesus mengasihi:
- Yesus menerima kita apa adanya – marilah kita terima saudara dan saudariku sebagaimana mereka adanya
- Yesus berbagi sukacita dan kesedihan dengan milik-Nya – marilah kita juga tunjukkan minat pada nasib sesama kita, berbagi sukacitanya dan ambil bagian dalam kesedihannya, berdoa baginya, dan menghiburnya;
- Yesus membawa pertolongan konkret kepada mereka yang membutuhkan – marilah kita menolong anggota-anggota di sidang jemaat kita sendiri ketika mereka membutuhkan;
- Yesus senantiasa mencari kedekatan dengan murid-murid-Nya. Kita membuktikan betapa besar artinya saudara dan saudari bagi kita untuk berada bersama mereka
- Yesus telah mengampuni mereka yang bersalah kepada-Nya dan mengulurkan tangan kepada mereka. Marilah kita lakukan hal yang sama!
Dalam arti yang lebih luas, saling mengasihi tidak terbatas pada keluarga kita, dalam sidang jemaat kita, dalam gereja kita, tetapi kita juga ingin saling mengasihi di dalam Gereja Kristus. Dalam arti yang lebih luas Dengan senang hati kita memupuk hubungan baik dengan Gereja-gereja Kristen besar lainnya. Kita tidak ingin menganggap mereka menjadi para pesaing kita
“Marilah kita mersepons panggilan ini, marilah kita merespons misi ini. Meskipun mungkin banyak penolakan, disana sini banyak kelemahan, tetapi marilah kita meninggalkan zona nyaman kita, untuk saling mengasihi” Itulah misi kita, Marilah kita saling mengasihi seperti Yesus mengasihi kita. dengan demikian kita bersumbangsih untuk pekerjaan keselamatan, kita berkontibusi untuk pekerjaan Allah, karena Ia mengasihi semua manusia, dan ia ingin menyelamatkan semua manusia.