Buah-buah pikiran tentang nas Alkitab
“Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.”
Yakobus 5:16b
Pendahuluan
Nas Alkitab untuk persekutuan doa hari ini dapat ditemukan di dalam pasal terakhir dari surat Yakobus. Ini mengungkapkan pengharapan bahwa doa dapat menolong dalam situasi sulit atau bahkan situasi yang tanpa harapan dalam kehidupan dan menggarisbawahi poin bahwa doa memerlukan iman dan pengandalan (Yakobus 5:15-18). Penjelasan itu disimpulkan dengan sebuah petunjuk pada doa yang berkuasa dari Nabi Elia.
Bagaimana kita berdoa
Ayat Alkitab kita berbicara tentang doa orang yang benar. Dalam istilah alkitabiah, orang yang benar adalah dia yang percaya kepada Allah dan mengandalkan Dia dalam segala situasi. Hal ini karena percaya mengandung kepastian bahwa Allah mengasihi kita dan menginginkan keselamatan kita.
Murid-murid pernah berada dalam keadaan tidak yakin dan memohon kepada Yesus untuk mengajarkan mereka bagaimana berdoa dengan benar (Lukas 11:1b). Yesus menunjukkan kepada mereka bagaimana melakukan hal ini di dalam Doa Bapa Kami (Matius 6:9-13; Lukas 11:2-4). Ia menjadikan jelas bahwa berdoa dengan benar bukanlah suatu perkara mempunyai sebuah doa yang terstruktur, dengan perbendaharaan kata yang luas, atau sebuah daftar permohonan yang menyeluruh. Doa seharusnya lebih merupakan suatu kecondongan hati yang rendah hati dan penuh pengandalan kepada Allah.
Doa-doa kita seringkali dapat dipenuhi dengan permohonan-permohonan, tetapi permohonan-permohonan ini hendaknya tidak menjadi tuntutan-tuntutan kepada Allah, karena Ia tidak berhutang apa pun kepada kita. Ketika kita memohon, kita hendaknya melakukannya dalam pengetahuan bahwa Allah sudah mengetahui apa yang kita perlukan. Rasul Paulus menunjukkan bahwa Roh Kudus akan menolong kita untuk berdoa dengan cara yang benar dan bahkan akan memperantarakan mewakili kita ketika kita tidak memiliki kata-kata kita sendiri (Roma 8:26). Oleh karena itu, marilah kita peka terhadap dorongan-dorongan Roh Kudus, sehingga doa-doa kita dapat dipenuhi dengannya. Kita kemudian tidak akan memiliki perasaan gelisah bahwa Allah tidak mendengarkan kita, tetapi akan mendengar suara Allah dalam keheningan doa kita.
Doa yang penuh keyakinan
Kita diizinkan untuk berbicara kepada Allah tentang segala sesuatu yang memengaruhi, yang menjadi perhatian, dan yang membebani kita. Tetapi, kita hendaknya ingat bahwa doa adalah sebuah percakapan dengan Allah dan bukan sebuah daftar permohonan. Surat Yakobus menyatakan bahwa doa hanya mampu mengerjakan sesuatu apabila itu dilakukan dengan yakin. Doa Bapa Kami menunjukkan kepada kita apa maksudnya dengan hal ini.
Doa diawali dengan sapaan yang penuh hormat dan khidmat: “Bapa kami yang di surga.” Allah, Pencipta langit dan bumi, adalah Bapa kita; Pemberi dan Pemelihara hidup kita. Permohonan, “Datanglah Kerajaan-Mu,” jauh melampaui sebuah permohonan pribadi dan menyertakan umat manusia, dunia, dan bahkan seluruh ciptaan yang kelihatan ke dalam pemikiran. Kita dipenuhi dengan keinginan agar Yesus dapat segera datang kembali dan agar pemenuhan kerajaan Allah dapat dimulai!
Kita melihat bahwa orang yang sedang berdoa pertama-tama hendaknya memerhatikan keselamatan, keselamatan dunia, dan keselamatannya sendiri. Pada waktu yang sama, ia memercayakan dirinya pada kehendak Allah, dengan berdoa, “Jadilah kehendak-Mu,” yang berasal dari pengakuan bahwa kehendak Allah adalah standar dengan mana semua manusia hendaknya hidup. Baru kemudian permohonan untuk “makanan kami yang secukupnya”, yang menyertakan semua yang kita perlukan untuk kehidupan duniawi kita.
Sebuah doa yang penuh keyakinan juga merupakan doa yang penuh konsentrasi. Meskipun apabila kita dapat senantiasa memohon kepada dan berhubungan dengan Allah dalam kehidupan kita sehari-hari, namun adalah perlu untuk menyediakan waktu untuk berdoa. Apabila kita benar-benar menyediakan waktu, maka dimungkinkan untuk tidak hanya berbicara dengan Allah, tetapi sekaligus juga mendengarkan-Nya. Sebuah doa yang penuh keyakinan membebaskan kita dari fokus kita pada apa yang jasmani dan yang menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari dan memimpin kita masuk ke dalam kemanunggalan dengan kehendak Allah.
Kelompok Kerja Tuntunan untuk Kebaktian 06/2020
This post is also available in: English