Setelah tertunda kurang lebih 2 tahun akibat pandemi covid-19, Rasul Kepala akhirnya dapat mengunjungi anak-anak Allah di Argentina. Beliau didampingi oleh seluruh Rasul Distrik dan Pembantu Rasul Distrik dari seluruh dunia dalam sebuah Kebaktian Pentakosta di gereja pusat kita di Buenos Aires.
“Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?” sebagai dasar nas, Rasul Kepala menggunakan sebuah ayat dari 1 Korintus 3:16 ini.
Satu karunia yang sama
“Para Rasul Distrik dan Pembantu Rasul Distrik yang hadir disini menggambarkan keberagaman anak-anak Allah,” ujar Rasul Kepala pada awal pelayanannya. Di beberapa negara, anak-anak Allah hidup dengan damai. Namun beberapa harus berhadapan dengan peperangan. Di negara yang satu kita memiliki banyak anggota, di tempat lain hanya sedikit. Beberapa anak-anak Allah ada yang hidup lebih lama, beberapa yang lain hidupnya singkat. Beberapa memiliki talenta yang begitu besar, yang lain tidak memiliki apapun.
“Tetapi pada hari Pentakosta, kita merayakan pencurahan Roh Kudus, dan itu adalah hal yang luar biasa dalam sejarah keselamatan Allah.” Setiap anak-anak Allah yang dilahirkan baru oleh air dan roh memiliki karunia yang sama: karunia Roh Kudus. “Mereka memiliki kesempatan yang sama untuk diubahkan serupa dengan citra Tuhan, mereka memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi yang sulung.” Allah mengaruniakan karunia yang sama untuk kita dapat masuk kedalam kerajaan-Nya. “Itulah penghiburan yang besar pada Pentakosta.”
Gereja sebagai bait Allah
Pentakosta adalah hari lahir gereja Kristus, para percayawan berkumpul dan menerima Roh Kudus. Rasul Paulus disini menggambarkan gereja sebagai bait Allah dimana setiap orang percaya adalah batu yang Allah susun ke dalam bangunan.
Bait Allah di dalam perjanjian lama adalah tempat dimana mereka bisa berjumpa dengan Allah untuk memuji-Nya. Ketika mereka diserang oleh musuh mereka juga datang ke bait Allah. Mereka juga mohon pengampunan-Nya dengan mempersembahkan kurban mereka.
Di dalam perjanjian baru, bait Allah juga adalah tempat untuk memuji Allah, kita datang ke dalam kebaktian untuk berjumpa dengan Tuhan, kita memuji memuliakan Allah, kita memberikan kurban dan berbuat baik kepada sesama. Kita juga berkumpul untuk memohon pertolongan Allah dan melepaskan kita dari musuh-musuh kita. Kita juga datang mohon pengampunan dan Tuhan juga mendengar permohonan kita ini. “Kita tidak perlu membawa kurban kita untuk kita diampuni, kurban Yesus Kristus tunggal dan berlaku kekal.”
Allah hadir di tengah gereja-Nya
Bait Allah juga menggambarkan bahwa Allah masih bekerja aktif di dalam gereja-Nya. Sebagai umat Kristen, adalah misi kita untuk mengabarkan bahwa Yesus Kristus bukanlah sekedar cerita. Ia adalah Yang Hidup dan terus bekerja untuk keselamatan kita. “Karena Allah ada di dalam hati kita, kita ingin menyukakan Allah lebih daripada menyukakan manusia. Kita memberikan bukti yang nyata bahwa Ia hidup dalam hati kita.”
“Kita juga perlu berkontribusi untuk memastikan di masa yang akan datang injil tetap diberitakan,” ujar Rasul Kepala. Kita semua memiliki kemampuan dan karunia yang berbeda, tetapi itu dapat saling melengkapi apabila kita menggunakannya untuk melayani Kristus.
“Kita tidak dapat membangun gereja sesuai dengan ide kita. Karena jika kita membangun sesuai dengan ide-ide kita, maka kita akan memilih sesuatu yang nyaman bagi kita. Allah membangun gereja-Nya untuk masa depan sesuai dengan rencana-Nya.”
Persekutuan yang sempurna di dalam ciptaan yang baru
Gereja yang terlihat saat ini masih dalam pembangunan – banyak ketidaksempurnaan yang terlihat. “Gereja baru akan dinyatakan dalam kesempurnaan terakhirnya di dalam ciptaan yang baru. Ketika semua yang percaya kepada-Nya hidup dalam persekutuan yang kekal dan sempurna. Tetapi oleh karena kemurahan-Nya kita tidak perlu menunggu selama itu, saat ini kita menantikan kedatangan Tuhan,” pungkas Rasul Kepala.
This post is also available in: English