Lima puluh tahun yang lalu para hamba Tuhan datang ke Filipina dan mengumumkan pesan ini kepada mereka: Yesus akan datang! lima puluh tahun kemudian janji ini belum terpenuhi. Dan semua orang bisa melihat, Tuhan belum datang. Kebaktian yang penuh dengan dorongan untuk terus berjalan maju dengan iman.
Pada hari Minggu, 16 Oktober di Gereja kita di Tupi, Rasul Kepala Jean-Luc Schneider merayakan ulang tahun ke-50 Gereja Kerasulan Baru di Filipina. Rasul Kepala menggunakan bagian dari 2 Korintus 5:7 sebagai dasar dari kebaktian “sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat”
“Bersama-sama kita ingin merayakan hari ini sebagai hari yang istimewa, dan itulah alasan untuk mengungkapkan rasa syukur kita,” kata Rasul Kepala. “Bersyukur, banyak orang menerima pesan yang dinyatakan 50 tahun lalu dan mempercayainya. Dan selangkah demi selangkah pekerjaan Tuhan dapat berkembang, dan hari ini kita memiliki banyak saudara dan saudari di banyak sidang jemaat. Dan itu adalah sukacita yang besar, memiliki begitu banyak saudara dan saudari yang setia di negeri ini.”
Namun sampai sekarang, janji itu belum terpenuhi. Lalu bagaimana dengan janji ini? Dan jawabannya adalah: selama kita ada di bumi kita harus berjalan dengan iman dan bukan dengan melihat. Janji itu masih berlaku. Tetapi kita harus percaya dan berjalan untuk mengalami penggenapan janji ini.
Untuk menerima kepenuhan berkat-Nya Abraham harus pergi ke luar dari negerinya dan pergi ke negeri yang akan ditunjukkan Tuhan kepadanya. Abraham tidak tahu di mana tanah ini akan berada, atau seperti apa jadinya, tetapi Dia percaya dan berjalan. Tidak berbeda dengan Musa. Dia harus keluar dari Mesir dan dia harus berjalan. Orang Israel harus percaya dan berjalan untuk waktu yang lama sampai mereka bisa mewujudkan keinginan mereka. Caranya selalu sama: mereka harus percaya dan berjalan dengan iman.
“Jadi kita harus percaya. Apa artinya?” tanya Rasul Kepala dan kemudian melanjutkan penjelasannya. Percaya berarti:
- kita benar-benar yakin bahwa apa yang Tuhan katakan itu benar. Kita benar-benar yakin bahwa firman Tuhan adalah kebenaran, bukan apa yang kita lihat, bukan apa yang kita pahami tetapi apa yang Tuhan katakan.
- kita percaya dengan sungguh-sungguh bahwa apa yang Tuhan katakan adalah kebenaran. Kita memiliki keyakinan padanya, Ia bisa melakukannya dan Ia akan melakukannya.
- kita menunggu dengan sabar sampai Ia memenuhi janjinya.
“Selanjutnya kita harus berjalan,” ungkap Rasul Kepala menjelaskan langkah berikutnya. Orang-orang Israel harus percaya bahwa Tuhan akan membebaskan mereka, tetapi mereka harus keluar dari Mesir, dan mereka membutuhkan keberanian tertentu untuk melakukannya. Mereka telah mengambil risiko, dan mereka mulai berjalan. Allah membebaskan kita melalui baptisan air dan Roh. Tapi itu bukanlah akhir dari cerita, itu adalah awal dari cerita. Dan sekarang kita harus berjalan, sama seperti orang Israel harus berjalan. Tuhan memberi tahu mereka setiap hari apa yang harus mereka lakukan dan mereka harus melakukannya. Dan kita juga, harus terus berjalan untuk mengikuti perintah Tuhan:
- Dia mengajar kita bagaimana hendaknya mengasihi. Kita harus belajar untuk lebih mengasihi sesama kita.
- Kita harus meningkatkan pengetahuan kita tentang Yesus Kristus. Kita harus mengatasi sifat kita yang lama dan menjadi manusia baru di dalam Kristus.
- Dengan berjalan bersama dalam iman, kita belajar menjadi manunggal. Di padang gurun, bangsa Israel menyadari bahwa mereka saling membutuhkan.
Kita percaya, kita berjalan, dan janji belum terpenuhi tetapi kita dapat mengalami kehadiran Tuhan di tengah-tengah kita. “Kita tidak punya alasan untuk menyerah.” Cukup menyedihkan banyak orang Kristen saat ini telah kehilangan harapan mereka. “Jangan hanya menggunakan iman kita dan Yesus Kristus untuk hal-hal duniawi. Jangan menyerah! Kita sedang mempersiapkan diri untuk kedatangan Kristus kembali,” desak Rasul Kepala.
Bersiap untuk kedatangan Kristus juga berarti mengikut kelompok Rasul. Mereka diutus untuk memimpin kita ke dalam kerajaan Allah. Marilah kita mengikut para Rasul dengan setia. Dan terakhir, kita juga ingin berkontribusi lebih pada kesatuan gereja. Kita dapat lebih mengasihi sesama kita. “Dan kemudian kita akan mengalami: Tuhan itu setia, Dia menepati janji-Nya.”
This post is also available in: English