Setelah memberikan berkat pernikahan bagi Diaken Natanael dan Sdri. Keysa di hari sebelumnya, Rasul Distrik Urs Hebeisen mengakhiri kunjungannya di Jakarta dengan melayani anak-anak Allah di sidang Cikarang. Rasul Distrik didampingi oleh Pembantu Rasul Distrik Edy Isnugroho, seluruh Rasul dan Uskup dari Indonesia.
Firman dari Mazmur 122:1 menjadi dasar nas untuk kebaktian tersebut: Nyanyian ziarah Daud. Aku bersukacita, ketika dikatakan orang kepadaku: “Mari kita pergi ke rumah TUHAN”. Pada waktu itu, rumah Tuhan berdiri untuk bait suci di Yerusalem dan dari perspektif masa kini ini adalah gambaran persekutuan abadi yang kekal dengan Allah. “Kita dalam perjalanan menuju Yerusalem surgawi, itulah tujuan kita” ujar Rasul Distrik. Motivasi kita menuju kesana hendaknya bukan karena ingin melarikan diri dari bencana besar, kehidupan di bumi atau sesama manusia. “Kita ingin pergi ke sana karena kita mengasihi Tuhan dan merindukan persekutuan dengan Yesus Kristus.”Umat Kristen Kerasulan baru juga dipanggil untuk memastikan bahwa semua orang ditunjukan jalannya kepada Tuhan. “Kita tidak hanya ingin pergi ke Yerusalem surgawi untuk diri kita sendiri, tapi juga karena kita dapat membantu orang lain,” ujar Rasul Distrik.
Namun, kata “rumah Tuhan” tidak hanya berarti persekutuan kekal dengan Tuhan. “Rumah Tuhan” juga merupakan gambaran bagi gereja hari ini, yang merupakan tempat berkumpul untuk beribadah. Alasan lain untuk bersukacita: pengalaman kehadiran Allah dalam perjamuan kudus, pengampunan dosa, Firman Tuhan, dan doa.
Setiap orang dalam sidang jemaat juga memiliki karunia yang berbeda. Layanilah seorang akan yang lain. Kontribusi setiap orang dibutuhkan untuk dapat memberikan talentanya dengan rendah hati. “Mari kita pergi ke rumah TUHAN. Mari kita bentuk rumah TUHAN dimana kehidupan itu indah dan penuh damai. Mungkin tidak semua pendapat kita berlaku disini, tetapi ingatlah semua dapat menemukan Yesus! Talenta-talentamu dan persembahan-persembahanmu mendukung untuk perdamaian sehingga Kristus dapat berada bersama kita untuk selamanya.
Foto-foto: Nukki