Kunjungan Rasul Samuel Hadiwidagdo ke sidang Cikarang pada Minggu, 27 Januari 2019 yang lalu memiliki kesan tersendiri bagi anak-anak Allah disana karena belum lama, tepatnya tanggal 5 Januari 2019 sidang ini merayakan ulang tahunnya yang ke-5. Sidang yang berada di ujung paling timur wilayah distrik DKI Banten ini memiliki jumlah awal 64 jiwa pada saat peresmian 5 tahun silam. Kini sidang Cikarang terus bertumbuh menjadi rumah bagi sekitar 100 jiwa di dalamnya.
“Jawabnya: ‘Berikanlah kepadaku hadiah; telah kauberikan kepadaku tanah yang gersang, berikanlah juga kepadaku mata air.’ Lalu diberikannyalah kepadanya mata air yang di hulu dan mata air yang di hilir.” Nas dari Yosua 15:19 ini menjadi dasar untuk kebaktian yang dihadiri 137 jiwa tersebut.
Untuk pernikahannya, Kaleb menawarkan sebidang tanah kepada anak perempuannya. Memerhatikan bahwa tanahnya terbuka pada sisi selatan gunung dan tidak tersuplai air, Akhsa meminta ayahnya untuk memberinya mata air. Kaleb merespons permintaannya dan memberinya mata air (atau sumur) di hulu dan di hilir dari tanah itu. Kita melihat di dalam kisah ini suatu gambaran berkat Allah.
Mata air di hulu adalah mata air yang dari atas, yaitu Tuhan Yesus Kristus. Namun untuk menimba air atau berkat, setiap orang harus pergi ke mata air, untuk meraih keselamatan dan kemurahan yang terkandung di dalam Kristus. Kemudian kita harus menimba air – kita harus meraih berkat itu, mengumpulkan firman ke dalam hati kita, bertekad untuk meninggalkan kejahatan, meniru Tuhan, dan berada dalam persekutuan dengan-Nya.
Sedangkan mata air yang di hilir adalah mata air yang di bawah meliputi para Rasul dan para Pemangku Jawatan, juga sidang jemaat dan saudara-saudari asalkan kita ingin manunggal dalam persekutuan. Jika kita ingin diterima, didukung, dan dikasihi, marilah kita mulai dengan menerima, mendukung, dan mengasihi saudara dan saudari kita.
Gambaran mata air hulu dan hilir juga mengingatkan kita tentang lingkaran berkat. Berkat-berkat datang dari atas – Allah memberkati kita dengan melimpah. Kita merespons berkat ini dengan mengagungkan Allah dengan memuji dan menyembahnya, bersyukur atas berkat-Nya, dan menjadi berkat bagi sesama kita.
Dalam kebaktian tersebut, Saudara Mranata Tansahsetyo ditahbiskan menjadi Diaken. Selanjutnya setelah kebaktian, ditayangkanvideo kilas balik sidang Cikarang, pemotongan kue ulang tahun dan fellowship.
This post is also available in: English