Belum hilang dari ingatan kita dalam kebaktian di Andir (Bandung) bulan November yang lalu, Rasul Kepala mengajarkan kepada kita semua “Lakukanlah sesuatu yang nyata dan berikanlah apa yang dibutuhkan oleh sesamamu.” Ia mendasarkan pelayanannya pada kala itu dari Matius 25:40: “Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.”
Sebagai anak-anak-Nya jiwa kita ingin dipersiapkan untuk hari kedatangan Tuhan, dan pada akhirnya Tuhan akan memberikan penghakiman bagi semuanya. Salah satu hal yang akan dipertimbangkan oleh-Nya adalah kasih kita kepada Tuhan dan kepada sesama kita. Mengashi sesama kita adalah juga mengasihi mereka yang di dalam penjara (Mat 25:43). Mereka yang terpenjara karena kepercayaannya, tetapi juga mereka yang melakukan kesalahannya dan kini menanggung konsekuensi akan hal itu. Meskipun mereka menghadapi masa-masa yang sulit, adalah tugas kita untuk menolong mereka untuk tetap bersetia kepada Tuhan.
Belum lama ini sidang Andir (Bandung) memiliki kesempatan untuk mengunjungi Lembaga Permasyarakatan Sukamiskin dan melakukan sebuah pelayanan kebaktian. Lembaga permasyarakatan Sukamiskin didominasi oleh narapidana korupsi dari seluruh Indonesia. Di tempat ini ada sekitar 40 narapidana beragama Kristen dan Katolik dari denominasi yang berbeda-beda. Setiap Minggu secara bergantian, mereka mengadakan kebaktian di sebuah gereja oikumene yang terletak di dalam lingkungan lembaga permasyarakatan tersebut. Pada Minggu, 3 Februari 2019 Gereja Kerasulan baru mendapat undangan untuk mengisi pelayanan kebaktian disana.
Evangelist Distrik Tri Bensya Hardani (Jawa Barat) memimpin kebaktian ini dan menggunakan nas Alkitab yang digunakan pada kebaktian tahun baru 2019 dari 1 Korintus 1:5-7
“Sebab di dalam Dia kamu telah menjadi kaya dalam segala hal : dalam segala macam perkataan dan segala macam pengetahuan,sesuai dengan kesaksian tentang Kristus,yang telah diteguhkan diantara kamu,demikianlah kamu tidak kekurangan dalam suatu karunia pun sementara kamu menantikan pernyataan Tuhan kita Yesus Kristus.”
Setelah kebaktian usai, beberapa narapidana dan anggota keluarga yang ikut dalam kebaktian tersebut memberikan kesan yang begitu mendalam khususnya bagi firman yang baru saja mereka dengar. Bahkan ada seorang Ibu dari Surabaya yang hanya dapat mengunjungi suaminya yang mendekam di penjara, bersyukur mendapatkan firman pada MInggu pagi itu dan menyadari betapa kayanya kasih Allah meskipun dalam keadaan yang sulit sekalipun.
Sementara narapidana lainnya bersyukur mendapatkan penghiburan dari saudara-saudari kita berupa paduan suara dan kelompok kecil, bagaikan oase di tengah sepinya kehidupan mereka di dalam penjara. “Ini menghibur kami untuk semakin kuat dan hanya mengandalkan diri kepada-Nya.” ujar narapidana tersebut.
Bagi anggota sidang jemaat Andir, ini juga sebuah pengalaman yang berkesan. Mengasihi sesamanya bukan hanya dalam kondisi yang baik saja, bahkan juga menghibur mereka yang kesepian dan di dalam penjara. Sungguh merupakan sebuah hal yang indah bagi sidang jemaat Gereja Kristus. Apa yang telah mereka lakukan memberikan gambaran nyata dari kasih Kristus: mengasihi semua manusia – mereka yang lapar dan haus, yang menderita, mereka yang asing, bahkan mereka yang ada di dalam penjara. Kita tidak melupakan mereka, kita tidak menghakimi mereka, namun kita ingin mengasihi mereka dengan doa-doa dan tindakan kita. Dengan demikian kita memenuhi hukum Kristus.