Rasul Distrik Edy Isnugroho bersama Rasul Samuel Hadiwidagdo, Rasul Samuel H. Tansahtikno dan beberapa peserta tengah berada di Bandung untuk mengadakan pertemuan FSG dengan kantor pusat Gereja Kerasulan Baru Internasional yang diwakili oleh Diaken Kurt Brenner dan Priester Frank Stegmaier di Kantor Pusat GKBI sejak 9 Maret hingga 13 Maret 2020.
Di sela-sela kegiatan tersebut Rasul Distrik melayani sidang Palasari dalam kebaktian tengah minggu pada 11 Maret 2020. Sebagai dasar nas digunakan ayat dari Ibrani 13:12-13
“Itu jugalah sebabnya Yesus telah menderita di luar pintu gerbang untuk menguduskan umat-Nya dengan darah-Nya sendiri. Karena itu marilah kita pergi kepada-Nya di luar perkemahan dan menanggung kehinaan-Nya”
Yesus telah menyerahkan nyawa-Nya untuk keselamatan kita. Nas Alkitab mengingatkan kembali bahwa Ia harus meninggalkan Yerusalem untuk mempersembahkan kurban-Nya. Dieksekusi di luar Yerusalem juga memiliki makna simbolis: orang-orang Yerusalem menolak Yesus Kristus. Bagi mereka, Yesus benar-benar seorang nabi, tetapi Ia sama sekali bukan Putra Allah. Mereka pun tidak terima harus percaya kepada-Nya untuk diselamatkan. Mereka bahkan marah bahwa Ia ingin menyelamatkan para pendosa ketimbang menghukum mereka.
Di masa Musa, penjahat-penjahat yang dihukum mati dieksekusi di luar perkemahan. Bebas dari segala dosa, Yesus Kristus menanggung dosa-dosa kita dan berkenan untuk mati sebagai seorang penjahat agar kita dapat dibebaskan.
Di banyak negara, orang-orang Kristen menghadapi diskriminasi. Mereka ditolak karena mereka percaya bahwa Yesus Kristus adalah Putra Allah. Mereka yang percaya kepada Yesus Kristus harus bertahan terhadap kesesakan-kesesakan seperti Dia. Si jahat selalu melakukan segala upaya untuk memisahkan mereka dari Kristus. “Kita ingin mengikuti teladan Yesus dan menerima untuk menderita karena Dia.” Rasul Distrik mengakhiri pelayanannya.