Untuk kedua kalinya, pada Minggu, 29 Maret 2020 seluruh anak-anak Allah di Indonesia dan beberapa dari negara-negara di Asia Tenggara mengikuti kebaktian via streaming. Kali ini Rasul Distrik Edy Isnugroho melayani dan menguatkan semua anak Allah di tengah ketidakpastian pandemi corona yang sedang melanda dunia ini.
Rasul Distrik mendasari kebaktian dengan menggunakan nas dari Lukas 7:13-15. “Dan ketika Tuhan melihat janda itu, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia berkata kepadanya: “Jangan menangis!” Sambil menghampiri usungan itu Ia menyentuhnya, dan sedang para pengusung berhenti, Ia berkata: “Hai anak muda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah!” Maka bangunlah orang itu dan duduk dan mulai berkata-kata, dan Yesus menyerahkannya kepada ibunya.”
Di awal pelayanannya Rasul Distrik bersyukur meskipun para Rasul merasa terpenjara dan tidak dapat mengunjungi para anak-anak Allah yang mereka cintai, namun pada Minggu pagi ini kita masih dapat mengalami kebaktian streaming bersama-sama. Rasul Distrik mengajak kita semua untuk menaruhkan pengandalan kita kepada Allah saja (2 Korintus 1:10)
Belas Kasihan Allah
Nas alkitab kita mengisahkan sebuah peristiwa ketika Yesus tiba di Nain. Ia berpapasan dengan prosesi pemakaman seorang anak laki-laki, anak tunggal seorang janda. Keadaan janda ini sangat tragis. Setelah suaminya meninggal, anak laki-laki satu-satunya juga meninggal dan sekarang ia sendirian, miskin total. “Orang-orang Yahudi pada zaman itu berangapan bahwa kemalangan sedemikian disebabkan oleh dosa-dosanya, oleh sebab itu Allah menghukumnya.” ujar Rasul Distrik.
Digerakkan oleh belas kasihan kepada perempuan malang ini, Yesus memintanya untuk tidak menangis dan menghentikan prosesi itu dengan menyentuh usungan. Atas perintah-Nya, anak yang meninggal itu duduk dan mulai berbicara. Yesus menyerahkannya kepada ibunya. Maka ia mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan hidup dengan masa depan. Kebangkitan anak muda adalah sebuah tanda keselamatan yang diberikan oleh Kristus. Allah berbelas kasihan kepada manusia yang berdosa dan ingin membebaskan mereka dari kematian rohani.
Allah Peduli
“Peristwa ini juga merupakan gambaran bahwa Allah peduli akan kesengsaran, penderitaan umat manusia.” Rasul Distrik menegaskan hal ini. Dengan berkata kepada janda itu, “Jangan menangis,” tidak berarti Yesus meremehkan penderitaannya. Tuhan mengetahui penderitaan kita, Yesus memandang hal ini dengan serius. “Akan tetapi janganlah hal ini membuat kita lupa akan keselamatan dari Tuhan.” ujar Rasul Distrik.
Roh Kudus menasihati kita untuk bangkit, dengan kata lain, untuk tidak dipatahkan oleh kesulitan-kesulitan yang kita hadapi. Allah hadir untuk menolong dan memberi kita semangat untuk melanjutkan perjalanan kita menuju tujuan: kemuliaan di dalam kerajaan Surga.
Situasi sekarang ini
“Dalam tradisi Kristen, gereja digambarkan sebagai seorang ibu. Dan pada masa ini kita melihat seolah-olah gereja dalam prosesi pemakaman.” digambarkan oleh Rasul Distrik. Banyak orang Kristen di banyak negara tidak dapat berkebaktian. Aktivitas Gereja dapat dikatakan mati. Di satu bagian dunia, jumlah orang-orang percaya menurun. Banyak orang berpikir bahwa mereka tidak lagi memerlukan gereja untuk sampai kepada Allah.
Namun Yesus menghentikan prosesi. Roh Kudus menasihati kita: “Jangan menangis!” Situasi gereja memang sulit, tetapi tidak tanpa harapan. Yesus Kristus hadir! Ia hidup dan ingin kita hidup juga (Yoh. 14:19). “Bangkitlah! Berdirilah teguh!” Rasul Distrik menguatkan dalam khotbahnya. Jangan menjadi goyah atau jatuh oleh karena penderitaan. Yesus telah mengatakan bahwa mereka yang mengikut Dia akan dihadapkan dengan penderitaan-penderitaan, dan bahwa kedatangan-Nya kembali akan didahului oleh kesesakan-kesesakan yang besar.
Bangkit dan berbicara!
Setelah duduk, pemuda itu kemudian berbicara. Alih-alih meratap dan mengeluh, marilah kita berbicara, menyatakan iman kita. Kita percaya bahwa Yesus bangkit, Ia hidup! Kita mengungkapkan kasih kita dengan menghibur mereka yang menderita dan tetap bertahan dalam pengharapan kita: Allah sendiri yang akan menghapus segala air mata di dalam kerajan-Nya. “Yesus telah memberikan kita kepada gereja-Nya, maka itu marilah kita bangkit dan berbicara menyatakan iman kita, pengharapan kita, dan kasih kita.” Rasul Distrik menutup kebaktian tersebut.