Kebaktian Minggu Palmira, 5 April 2020 disiarkan melalui streaming di kanal Youtube. Rasul Samuel Hadiwidagdo mengajak kita untuk memahami pengharapan kita kepada Tuhan dengan tepat. “Dan ketika Yesus telah dekat dan melihat kota itu, Ia menangisinya, kata-Nya: ‘Wahai, betapa baiknya jika pada hari ini juga engkau mengerti apa yang perlu untuk damai sejahteramu! Tetapi sekarang hal itu tersembunyi bagi matamu.'” Nas dari Lukas 9:41,42 menjadi dasar untuk kebaktian ini.
Rasul mengajak kita melihat ke belakang dan mengatakan bahwa ketika Yesus memasuki Yerusalem orang-orang bersorak dan merayakan Dia sebagai Mesias. Namun orang-orang berharap Dia melakukan mukjizat duniawi dan membebaskan mereka dari perbudakan bangsa Romawi yang menindas mereka. Mereka terlalu fokus pada kemakmuran mereka sendiri. “Kita ingin menyesuaikan pengharapan kita dengan kehendak Allah” ujar Rasul Samuel. “Juga berkenaan dengan situasi yag kita hadapi saat sekarang ini, kita tidak memaksakan mukjizat-mukjizat.” Tuhan tidak akan menyelamatkan kita hanya karena kita berkumpul secara teratur untuk menyembah-Nya dan berdoa kepada-Nya. “Sikap hati kita harus sesuai dengan harapan Tuhan,” sekali lagi Rasul menegaskan. Kita juga seharusnya tidak mengharapkan Tuhan untuk menghukum “musuh-musuh” -nya. “Tujuan Yesus adalah untuk membebaskan kita dari cengkeraman si jahat dan membantu kita mengusirnya dari hati kita.”
Roh Kudus mengajar kita
Roh Kudus mengajarkan kepada kita apa yang diperlukan untuk meraih damai sejahtera. “Apa itu damai sejahtera? Damai sejahtera adalah sesuatu yang membuat kita berbahagia,” ujar Rasul Samuel. Hal ini termasuk:
- Iman kita kepada Yesus Kristus. Percaya kepada-Nya berarti memercayai-Nya, bahkan ketika kita memiliki cobaan yang harus dilalui. Percaya kepada-Nya juga berarti berjalan di jalan yang telah ditunjukkan-Nya kepada kita.
- Pertobatan. Untuk mendapatkan pengampunan dosa dan perdamaian dari Yang Bangkit, kita harus mengakui dosa-dosa kita, menyesalinya, dan bertekad untuk melawan kejahatan.
- Pembaharuan batin. Dicontohkan kisah Zakheus seorang pemungut cukai yang kaya raya, setelah ia berjumpa dengan Yesus kekayaan tidak lagi menjadi fokus hidupnya, namun ia berbagi kepada sesamanya.
Adalah penting bahwa kita bekerja untuk keselamatan kita sehingga Kristus dapat membebaskan kita dari kejahatan dan membiarkan kita masuk ke dalam kerajaan-Nya.
This post is also available in: English