Buah-buah pikiran tentang nas Alkitab
TUHAN menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera.
Bilangan 6:26
Pendahuluan
Nas Alkitab kita diambil dari apa yang dikenal sebagai berkat Harun. Dengan kata-kata berikut inilah imam-imam perjanjian lama memberkati bangsa Israel: “TUHAN memberkati engkau dan melindungi engkau; TUHAN menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia; TUHAN menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera” (Bilangan 6:24-26).
Berkat Harun menggabungkan janji perlindungan, kasih karunia, dan damai sejahtera Allah.
Wajah Allah
Wajah Allah disebut dua kali di dalam berkat ini. Keinginan agar wajah Allah menyinari kita menunjuk pada ketergantungan manusia pada Allah. Wajah yang bersinar – lawan dari wajah yang muram – adalah sebuah petunjuk kepositifan dan keramahan. Perhatian Allah tercurah pada manusia. Ia mengaruniakan kepadanya kehidupan, yang juga Ia lindungi dan pelihara.
Ketika Allah menghadapkan wajah-Nya kepada seorang manusia, ia dapat yakin bahwa Allah tidak acuh tak acuh kepadanya, melainkan hadir – dan dapat disapa – dalam segala situasi.
Damai sejahtera
Damai sejahtera yang juga disoroti oleh teks Alkitab kita, berasal dari Allah. Meskipun manusia mampu menjaga dan menciptakan kedamaian, damai sejahtera yang berasal dari Allah memiliki sifat yang mencakup semua. Lagipula, damai sejahtera ini berisi keselarasan antara Allah dan manusia, dan keselarasan di antara manusia. Damai sejahtera ini melampaui segala akal (Filipi 4:7). Damai sejahtera sedemikian hampir tidak mungkin dibayangkan di dunia yang tidak dicirikan oleh kedamaian, tetapi oleh peperangan dan krisis ini.
Perjanjian Baru menjadikan jelas bahwa damai sejahtera berhubungan langsung dengan penampakan Kristus. Gembala-gembala di padang rumput tidak hanya diberi tahu tentang kelahiran Juru Selamat, tetapi juga menerima kabar damai sejahtera: “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya” (Lukas 2:14).
Damai sejahtera di bumi tidak dapat diciptakan oleh manusia atau oleh lembaga-lembaga negara. Yesus Kristus berkata kepada murid-murid-Nya: “Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu” (Yohanes 14:27a). Kedamaian yang Yesus bicarakan terutama adalah sebuah petunjuk tentang jenis kedamaian yang dijamin oleh pemerintahan Romawi. Kedamaian seperti ini selalu berisiko. Yesus membawa jenis kedamaian yang pokok. Ini ada di antara Allah dan umat manusia, dan juga menyinari hubungan yang ada di antara manusia. Gereja Kristen hendaknya menunjukkan bagaimana damai sejahtera ini menjadi kenyataan di dalamnya. Orang-orang Kristen dipanggil baik untuk menjadi utusan-utusan maupun pencipta-pencipta damai sejahtera.
Unsur-unsur dari damai sejahtera sempurna yang kita harapkan di dalam ciptaan yang baru sudah akan mulai dirasakan di dalam kerajaan damai. Ini juga akan mewujud di mana tidak seorang pun akan mampu menghalangi pemberitaan Injil lagi, dan bahwa kejahatan akan diletakkan pada tempatnya (Wahyu 20:2; KGKB 10.6/KGKB-PJ 575-577).
Damai sejahtera akan disempurnakan di dalam ciptaan yang baru, di mana Allah akan hidup di antara umat-Nya, dan di mana Yesus Kristus, Raja Damai, akan memerintah. Suatu gambaran tentang damai sejahtera yang kemudian juga akan meliputi makhluk-makhluk hidup di dunia, telah dinubuatkan oleh Nabi Yesaya: “Serigala akan tinggal bersama domba dan macan tutul akan berbaring di samping kambing. Anak lembu dan anak singa akan makan rumput bersama-sama, dan seorang anak kecil akan menggiringnya” (Yesaya 11:6).
Kelompok Kerja Tuntunan untuk Kebaktian 09/2020
This post is also available in: English