Buah-buah pikiran tentang nas Alkitab
Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN! Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti
Yeremia 17:7-8
Pendahuluan
Nas Alkitab berbicara tentang seorang saleh yang mengarahkan hidupnya kepada Allah. Ia dapat yakin bahwa Allah akan mendampingi-Nya. Ia diumpamakan seperti pohon yang berdiri di tepi air. Di wilayah-wilayah dunia seperti Palestina, yang memiliki sedikit curah hujan, hanya pohon atau tanaman yang ada di dekat aliran air atau sungai yang dapat bertahan, sehingga bahkan jika cuaca panas dan kering, mereka tidak akan rusak.
Kita mengandalkan
Ketika kita menaruhkan pengandalan kita kepada Allah, kita dapat diumpamakan seperti pohon yang ditanam di dekat air. Kebanyakan dari kita pernah berada dalam situasi-situasi tak berdaya dan mustahil, di mana kelihatannya tidak ada jalan keluar. Demikianlah kita perlu mengandalkan Allah, yang membukakan bagi kita pintu-pintu yang kita sendiri tidak dapat melihatnya.
Pengandalan juga diperlukan untuk percaya pada keabsahan kekal dari kurban Yesus Kristus. Ajaran tentang kematian kurban Kristus secara luas berada di luar imajinasi manusia. Ini berakar pada kehendak Allah dan sesuatu yang hendaknya tidak sekadar diceritakan pada suatu tingkat yang dangkal, melainkan hendaknya terus-menerus direnungkan dan dicapai dengan iman.
Tidak ada bedanya dengan pengharapan akan kedatangan Kristus kembali, yang tidak dapat dipercayai tanpa pengandalan pada firman-firman Alkitab dan dalam pemberitaan Gereja.
Kita diberkati
Orang-orang yang diberkati oleh Allah tidak dibebaskan dari ujian-ujian, tetapi kesesakan-kesesakan yang mereka alami tidak punya kuasa untuk merusak hubungan mereka dengan Allah. Sama seperti sebuah pohon yang ditanam di tepi air yang selalu punya akses ke air, demikian juga mereka dapat mengalami kehadiran Allah di samping mereka. Mereka juga tidak punya rasa takut yang berlebihan terhadap kesesakan-kesesakan, meskipun mereka tentu takut menderita dan mati, seperti yang Yesus alami ketika Ia mempersembahkan kurban-Nya. Akan tetapi, seperti Dia, mereka terus melihat bahwa di masa-masa “kering”, ketika misalnya permohonan-permohonan mereka tidak terjawab, mereka mampu ingat perbuatan-perbuatan baik Allah dan tetap bersyukur. Mereka melayani Allah dengan setia – entah kondisi-kondisinya menyenangkan atau tidak – dengan mempraktikkan perintah mengasihi sesama mereka meskipun jika kasih mereka tidak terbalas.
Kita menghasilkan buah
Pohon yang ditanam di tepi air tidak akan berhenti menghasilkan buah. Memiliki pengandalan kepada Allah bisa mempunyai dampak langsung untuk ingin menolong sesama kita dengan menunjukkan kepada mereka bahwa kita tidak abai terhadap situasi mereka. Kita ingin memberikan pertolongan baik untuk kesejahteraan duniawi maupun rohani. Membawakan Injil kasih dan kedekatan Allah kepada sesama kita adalah salah satu buah yang dapat dihasilkan pengandalan kita kepada Allah.
Kelompok Kerja Tuntunan untuk Kebaktian 10/2020
This post is also available in: English