Oudste Distrik Sumarmo Pratomo dari Yogyakarta yang telah melayani selama lebih dari 47 tahun pada hari ini, Minggu, 22 November 2020 memasuki masa pengasoan. “Saya takjub akan pelayananmu, seingat saya itu adalah pelayanan terlama di distrik Yogyakarta ini.” Rasul Distrik Edy Isnugroho mengungkapkan. “Dengan tulus saya menghargai, engkau adalah Maria Magdalena pada saat sekarang ini. Engkau melayani Tuhan berdasarkan kasih yang tulus. Bukan hanya kata-kata, namun dengan tindakan yang nyata. Atas nama jawatan Rasul yang kuemban, saya menghaturkan terima kasih banyak untuk pelayananmu dalam melayani Tuhan.”
Setelah pengasoan Oudste Distrik Sumarmo, untuk sementara ini belum ditunjuk Ketua Distrik yang baru maka Rasul Samuel Hadiwidagdo akan merangkap sebagai Ketua Distrik Yogyakarta. Distrik Yogyakarta terdiri dari sub-Barat dan sub-Timur. Untuk Sub-Barat, Rasul Samuel akan dibantu oleh Evangelist Distrik Remulus Dwidjo Maruto dan juga ditambahkan wakil ketua sub-distrik dalam diri Priester Witdoso Warsito. Sedangkan untuk sub-Timur, Rasul akan dibantu oleh Evangelist Budi Tjatur Prasetijo bersama Evangelist Distrik Dawud Gunanto.
Pada kebaktian di sidang Ringinharjo yang disiarkan langsung ke seluruh distrik Yogyakarta Rasul Distrik menggunakan nas dari Yohanes 20:13 “Kata malaikat-malaikat itu kepadanya: “Ibu, mengapa engkau menangis? ” Jawab Maria kepada mereka: “Tuhanku telah diambil orang dan aku tidak tahu di mana Ia diletakkan.”
“Nas yang telah dibacakan adalah peristiwa Paskah, ketika Yesus bangkit dari kubur. Namun pusat firman pagi ini bukan merupakan Paskah itu sendiri namun tentang Maria Magdalena, murid perempuan Yesus yang sangat setia.” ujar Rasul Rasul Distrik. Setelah ia disembuhkan Maria Magdalena menjadi salah satu murid-Nya yang paling setia, bahkan sampai Yesus mati di kayu salib. Ketika ia melihat kubur kosong pada Minggu pagi itu, ia sangat sedih. “Namun Yesus datang menjumpainya dan bertanya kepadanya mengapa ia menangis. Kemudian Yesus memintanya untuk memberi tahu saudara-saudaranya bahwa Ia akan pergi kepada Bapa-Nya dan Bapa mereka, Allah-Nya dan Allah mereka,” dikatakan oleh Rasul Distrik. “Ini adalah firman yang tepat bagi kita saat ini.”
“Sidang jemaat-sidang jemaat kita pada sekarang ini juga memiliki banyak Maria Magdalena, saudara-saudari yang dipenuhi dengan kasih mendalam kepada Kristus. Mereka melayani-Nya dan mempersembahkan kurban mereka. Mereka tetap setia kepada Tuhan meski penderitaan dan kesesakan yang mereka alami. Tetapi, ketika dilanda kemalangan dan situasinya bertambah buruk, mereka mungkin merasa bahwa Tuhannya “telah menghilang”.
Tuhan senantiasa menjawab orang-orang yang mengasihi dan mengandalkan Dia. Ia mewujudkan diri-Nya kepada kita dengan berbagai cara: melalui suatu firman, pikiran, perjumpaan atau bahkan pengalaman yang istimewa. Roh Kudus memberi kita pesan pribadi yang Tuhan kirimkan kepada kita: Jangan takut, Aku di sini menyertaimu! Allah-Ku adalah Allahmu, Ia menyelamatkan engkau seperti Ia menyelamatkan-Ku, beritakanlah kabar baik keselamatan ini kepada sesamamu!
Petrus menangis dengan sedih ketika ia sadar telah mengkhianati Tuhan (Luk. 22:61-62). “Namun Yesus Kristus tidak menyalahkannya, juga Yesus tidak menyalahkan para murid yang telah meninggalkan-Nya,” ujar Rasul Distrik. Setelah kebangkitan-Nya, Ia terus menganggap dia sebagai seorang saudara dan hanya menanyakan satu hal: Apakah engkau mengasihi-Ku? Pertobatan memberi kita jalan masuk menuju pengampunan.
Allah juga menghibur kita ketika kita menangisi kematian seorang yang kita kasihi. “Saya mengingat beberapa hari yang lalu keluarga Diaken Basuki yang juga baru saja dipanggil pulang” Yesus memahami kita – Ia juga menangis karena kematian sahabat-Nya, Lazarus (Yoh. 11:35). Orang-orang yang ada di sekitar mereka tidak selalu memahami mereka yang masih menderita karena perpisahan yang panjang setelah kematian orang-orang yang mereka kasihi. “Yesus ikut ambil bagian dalam kesedihan mereka dan menghibur mereka.”
Kita juga mungkin bersedih ketika kita memikirkan orang-orang yang telah meninggalkan Gereja. Yesus memahami kesedihan ini dan mengambil bagian di dalamnya. Ia juga menangisi orang-orang yang tidak menginginkan keselamatan yang Ia bawa bagi mereka. Yang menghibur kita adalah ketika kita mengetahui bahwa Ia adalah Gembala yang baik yang tidak pernah meninggalkan kawanan domba-Nya, meskipun jika mereka tersesat dari-Nya. “Marilah kita terus mengasihi saudara dan saudari ini, berdoa bagi mereka, dan mengandalkan Yesus: Ia sedang bekerja untuk menyelamatkan mereka!”
Demikianlah kita dapat belajar dari Maria Magdalena: “Allah menghapus air mata mereka yang megasihi mereka!” Pertolongannya kita alami, Ia menghibur kita. “Meskipun kita tidak dapat melihat-Nya, namun kita dapat mendengarkan firman-Nya, Perjamuan Kudus, Roh Kudus mengingatkan Allah tidak meninggalkan kita. Jangan takut!” demikianlah Rasul Distrik menguatkan seluruh anak-anak Allah.