Rasul Distrik Edy Isnugroho melayani sidang Karangduren, distrik Magelang, Minggu, 17 Januari 2021 diikuti oleh 68 jiwa. Sebagai dasar dari Nas Alkitab, Rasul Distrik menggunakan nas dari Matius 7:28-29: “Dan setelah Yesus mengakhiri perkataan ini, takjublah orang banyak itu mendengar pengajaran-Nya, sebab Ia mengajar sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat mereka.”
Rasul Distrik mengawali kebaktian dengan mengingatkan peserta kebaktian pada firman tahun baru 2021 tentang mencapai tujuan kepercayaan, yaitu Kristus sebagai masa depan kita. Layaknya sebuah perlombaan, perlu diingat bahwa diperlukan seleksi untuk mengikutinya. Kemudian dibutuhkan usaha yang sungguh-sungguh dan harus mencapai garis akhir sehingga dinyatakan sebagai pemenang. Walaupun banyak rintangan maupun kesulitan dan keterbatasan tetapi harus sabar, tabah, setia dan tetap fokus pada tujuan. Tertuju pada Kristus berarti juga mengenali kasihNya, pengurbanan yang diberikan, dan pengajaran dalam para RasulNya. Persekutuan dengan Tuhan dan para pembawa berkat, diperlukan untuk kehidupan yang mengarah kepada Kristus. Orang yang berjalan sendiri tidak akan bisa mampu menyelesaikan perjuangan menuju tujuan tanpa persekutuan.
Yesus berkhotbah penuh kuasa dalam ucapan bahagia di bukit dan membuat takjub para pendengarnya. Cara yang diberikan berbeda dengan cara khotbah orang Farisi dan ahli Taurat, pemahaman hanya menurut kami atau pendapat tertentu selama menguntungkan bagi mereka. Contoh pemahaman yang keliru dari ahli taurat saat itu tentang orang yang miskin, mungkin tidak melaksanakan firman dan tidak diberkati hidupnya oleh Allah, sehingga mereka mengalami kemiskinan. Tetapi Yesus memberikan firman yang bertentangan, “Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga”. Yesus memberikan pengertian baru, bahwa diberkati tidak hanya fisik dan materi tetapi dalam setiap manusia memiliki damai sejahtera, dan iman kepada Tuhan. Yesus datang diutus Allah, memiliki otoritas dari pengutusNya. Kasihilah musuhmu, adalah contoh yang berbeda dari kehidupan yang sebenarnya. Yesus datang untuk menggenapi Hukum Taurat, menurut dan melaksanakan hukum yang diberikan, bisa disebutkan dengan taat 100 persen. Rencana kelepasan manusia untuk masa depan juga dikabarkan dari firman Yesus yang tidak dilakukan oleh ahli taurat.
Yesus dapat membangkitkan Lazarus, kuasa untuk membangkitkan orang yang mati. Kuasa lainnya adalah untuk memberikan pengampunan dosa, meredakan badai sehingga juga memiliki kuasa terhadap alam. Kuasa di langit, di surga dan di bumi dimiliki oleh Allah, firman tidak ada yang berlalu bahkan satu titik pun tidak akan berubah. Segala kuasa di surga dan di bumi diberikan sebagian kepada para Rasul untuk bekerja dalam nama Tuhan dalam rencana keselamatanNya. Banyak contoh mereka yang takjub dan tersentuh karena Yesus memiliki kharisma diantaranya Zakheus si pemungut cukai, dan perempuan Samaria di sumur Yakub. Bahkan dalam penderitaannya di kayu salib, Tuhan berseru “ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat” kepada mereka yang menyiksaNya dan juga menyelamatkan penjahat yang berada di sisi Tuhan Yesus, menunjukkan kasih dan kemurahan begitu luar biasa. Hal itu berasal dari persekutuan yang erat antara Tuhan Yesus dengan Allah Bapa yang telah mengutusNya sehingga memancarkan karisma dalam perkataan dan perbuatanNya. Dalam penglihatan Yesus bagi mereka yang berbuat kejahatan, bukan disebabkan dari dirinya sendiri tetapi orang itu dikuasai oleh si jahat sehingga perlu dilepaskan dari pengaruh roh kejahatan. Marilah kita mengandalkan firmanNya, hukumNya dalam kehidupan yang berat. Kita hendaknya mengukur dengan kasih Tuhan yang diberikan kepada kita dan melakukannya untuk orang lain. Kemurahan Allah senantiasa diberikan dalam pengampunan dosa dan selalu diberikan walaupun kita telah berkali-kali melakukan kesalahan. Kita sebagai anak Allah dan ingin meneladani contoh yang diberikan Tuhan Yesus sehingga juga memancarkan perbuatanNya.