Kebaktian Natal 25 Desember 2021 sangat menyukakan bagi 65 jiwa anak Allah di sidang jemaat Karangduren Distrik Magelang. Rasul Distrik Edy Isnugroho yang didampingi oleh Uskup Dwi Sulistyo Utomo dan Evangelist Distrik Suwidya Yakub berkenan melayani anak-anak Allah disana. Rasul Distrik mendasari pelayanannya dari Galatia 4 : 6 : Dan karena kamu adalah anak, maka Allah telah menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam hati kita, yang berseru : “ya Abba, ya Bapa !”
Tujuan dari kelahiran Tuhan Yesus adalah untuk menyelamatkan umat manusia dari dosa. Bahwa Penebus dalam diri Tuhan Yesus datang untuk membawa damai sejahtera bagi manusia. Hal ini sudah dinubuatkan dalam Perjanjian Lama melalui Nabi Yesaya bahwa akan datang Raja Damai yang menyelamatkan manusia. Kisah kelahiran Tuhan Yesus Kristus tidak seperti manusia pada umumnya. Dimulai dari Maria yang mengandung dari buah Roh Kudus, hingga tempat kelahiran Tuhan Yesus di kandang domba membawa kesan bahwa kelahiran-Nya tidak seperti kelahiran Raja Damai yang dinubuatkan. Walaupun demikian rencana keselamatan Allah tetap berjalan. Pengorbanan Tuhan Yesus Kristus di kayu salib membuka kesempatan bagi manusia untuk menerima pengampunan dosa-dosa dan menikmati damai sejahtera dari Yang Telah Bangkit. Pemberitaan kelahiran Tuhan Yesus dan teladan kehidupan-Nya dapat membawa kita mengalami damai sejahtera yang Ia miliki. Damai sejahtera yang dihasilkan karena Tuhan Yesus terus menjalin hubungan dengan Allah Bapa. Pengandalan yang tanpa syarat senantiasa ditunjukkan dan terus menerus mencari persekutuan dengan-Nya.
Damai sejahtera melalui hubungan yang erat dengan Bapa
Kisah kehidupan Yesus sebagai anak berlangsung seperti pada umumnya. Tetapi menginjak usia remaja, Tuhan Yesus sudah sering berada di bait Allah untuk bersoal jawab dengan para pemuka agama dan guru-guru. Dalam baptisan di sungai Yordan, Allah Bapa mengakui mengasihi Yesus dengan perkataan: “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nya Aku berkenan, dengarkanlah Dia. Hal ini yang mendorong Yesus percaya akan perkataan Bapa-Nya dan terus-menerus bercakap-cakap dengan-Nya. Dari hubungan inilah Ia mengembangkan suatu pengandalan tanpa syarat kepada Bapa-Nya. Yesus dipenuhi dengan kepastian bahwa Bapa mengasihi-Nya. Kepastian ini memberi-Nya damai sejahtera dan ketenangan yang luar biasa.
Tuhan tidak membutuhkan harta jasmani untuk mencapai kebahagiaan, selain itu juga tidak bergantung pada mereka yang memiliki harapan Yesus menjadi raja mereka secara duniawi. Walaupun akhirnya ditolak, dicemooh, dihina dan disalibkan oleh orang-orang yang membencinya, hal itu tidak merubah sikap Tuhan Yesus karena penerimaan dari Allah Bapa. Pengutusan dan dukungan dari Allah Bapa membawa-Nya menjalankan misi keselamatan sampai tuntas.
Damai sejahtera kita
Seperti Tuhan Yesus, kita juga ingin membangun hubungan kita dengan Allah sebagaimana yang Yesus lakukan. Kasih Allah yang dicurahkan melalui Roh Kudus memberikan panggilan kepada kita untuk selalu mengandalkan-Nya. Allah telah membuktikan kasih-Nya kepada kita sekali untuk selamanya melalui kurban Putra-Nya. Kasih Allah kepada kita menjadikan keberadaan kita menjadi sebuah fondasi yang kokoh. Penilaian kita tentang diri kita sendiri tidak didasarkan pada harta jasmani kita atau pada yang orang katakan tentang kita, tetapi pada kasih Kristus kepada kita! Karena kita tahu bahwa kita juga telah diutus oleh Allah, marilah kita berkontribusi bagi keselamatan sesama kita manusia tanpa mengharapkan mereka menjadi sama seperti kita. Kepastian bahwa Allah ada di pihak kita membantu kita mengatasi kekecewaan-kekecewaan kita dan melanjutkan misi kita. Putra Allah datang ke bumi ini untuk membawa damai sejahtera bagi kita. Berkat kurban-Nya kita dapat mengalami pengampunan dosa-dosa. Jika kita mengikuti teladan-Nya, kita juga dapat menikmati damai sejahtera-Nya dan menjadi para pembawa damai. Pada waktu yang sama, kita dipanggil untuk hidup sesuai dengan teladan Yesus dan karena itu bekerja dalam damai sejahtera-Nya.