Anak-anak adalah bagian yang tak terpisahkan dari sidang jemaat pengantin perempuan Kristus. Oleh karena itu, anak-anak juga mendapatkan pelayanan khusus pada Hari Anak Sub Distrik Purworejo pada Minggu, 29 Oktober 2023 di Sidang Lajer.
Uskup Dwi Sulistyo Utomo memimpin Kebaktian Anak dengan nas dari Wahyu 3 : 20 : “Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku.” Barangsiapa yang mendengar suara Tuhan dan membiarkan masuk akan mengalami persekutuan dengan Tuhan.
Sebagaimana pintu memisahkan ruangan dan manusia, dosa memisahkan kita dengan Allah. Yesus menawarkan diri-Nya untuk menolong kita mengalahkan pemisahan ini, tetapi Tuhan tidak pernah memaksakan diri-Nya kepada kita. Pintu hati kita hanya dapat dibuka dari dalam; apakah kita membukanya atau tidak adalah terserah kita. Mereka yang membiarkan Tuhan masuk akan mengalami persekutuan dengan Dia : sudah sejak hari ini dalam persekutuan makan Perjamuan Kudus dan akhirnya juga dalam Perjamuan Kawin Anak Domba.
Evangelist Distrik Mercy Christiawan membantu melayani dalam kebaktian. Membuka hati untuk Tuhan berarti juga membiarkah Tuhan menuntun dan membimbing kehidupan kita. Adalah doa, yang merupakan percakapan kita dengan Allah, yang menjadikan kita mengalami kehadiran Tuhan secara pribadi. Kebaktian-kebaktian tetaplah merupakan kesempatan di mana Allah berkenan menjumpai kita di dalam firman dan sakramen. Anak-anak juga memiliki kesempatan untuk dapat memperoleh persekutuan dengan Allah.
Kebaktian Anak yang dihadiri 151 jiwa ini dibuka dengan nyanyian “Yesus ketuk hatimu, bukakan!” dan diakhiri dengan paduan suara anak berjudul “A little baby boy.” Sukacita terpancar dari anak-anak yang datang, mereka mengalami kebaktian dan juga terlibat dalam berbagai permainan (games) setelah kebaktian berlangsung. Anak-anak dibagi dalam 6 kelompok yang masing-masing didampingi oleh Guru Sekolah Minggu. Permainan yang terdiri dari : tebak gambar dan tokoh serta tanya jawab kuis yang dimasukkan dalam balon yang harus dipecahkan; memindahkan kelereng secara bergantian yang dibatasi oleh waktu; memasukkan pensil ke dalam botol secara bersama-sama; serta pesan berantai Alkitab; menjadi puncak kegembiraan anak-anak, di mana mereka juga dapat merasakan adanya persekutuan dan persaudaraan satu dengan yang lain. Mereka berharap, kegiatan serupa dapat terulang kembali.