Buah-buah pikiran tentang nas Alkitab
Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam injil, karena injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani.
Roma 1:16
Pendahuluan
Hari ini kita seharusnya merayakan kebaktian terakhir dalam tahun gereja ini, sebelum memulai sebuah tahun gereja yang baru dalam beberapa hari lagi dengan Minggu Adven pertama. Pada akhir tahun gereja, kita menjadi sadar akan kekayaan penuh Injil. Ini mencakup segala sesuatu dari kelahiran Yesus, hidup dan pengajaran-Nya, kematian, kebangkitan, kenaikan-Nya dan perayaan Pentakosta hingga pengharapan kedatangan Kristus kembali, kerajaan damai, dan persekutuan kekal dengan Allah di dalam ciptaan yang baru. Ini semua merupakan Injil, “kabar kesukaan”, “kabar baik” dari kasih karunia, kasih, dan pendamaian, yang dikaruniakan Allah di dalam diri Yesus Kristus untuk keselamatan manusia.
Keselamatan dijanjikan kepada semua orang percaya. Dalam suratnya ini, Paulus memberikan prioritas terdahulu kepada orang-orang Yahudi karena mereka adalah umat pilihan. Ini dengan jelas menunjukkan bahwa Paulus tidak berpendapat bahwa umat perjanjian baru telah menggantikan atau meniadakan orang-orang perjanjian lama.
Injil menyelamatkan…
Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan. Manusia kalah di dalam dosa. Dalam keadaan tidak berdaya inilah kekuatan Allah campur tangan melalui Injil: Melalui kematian dan kebangkitan-Nya, Yesus Kristus mengaruniakan pengampunan, kemerdekaan, dan kemenangan hidup atas kematian. Kuasa Allah di dalam Injil seperti lengan yang kuat yang menjangkau dan meraih mereka yang percaya – terlepas dari latar belakang atau statusnya -, menarik mereka dari cengkeraman dosa dan menyelamatkan mereka.
…dan mengubah kita…
Kita dapat mengalami kekuatan Injil yang menyelamatkan di dalam firman dan sakramen. Kekuatan Allah menyelamatkan kita, meneguhkan kita lagi, dan menghibur kita. Kita menerima keberanian dan pengharapan baru untuk masa depan. Kekuatan ini menggerakkan dan mengubah kita serta memampukan kita untuk menyelaraskan hidup kita dengan standar Injil.
…dan menghasilkan keberanian untuk bersaksi
Dan kekuatan ini menghasilkan keberanian untuk bersaksi meski semua kecenderungan yang ada untuk merasa malu. Adam dan Hawa dulu telanjang dan tidak malu. Oleh karena dosalah rasa malu masuk ke dunia. Tentu saja Injil tidak selalu sesuai dengan kepentingan dan penilaian orang-orang yang ada di sekitar kita dan karena itu kadang-kadang dianggap sebagai kebodohan dan batu sandungan (1 Kor. 1:22-23). Mungkin kita dihadapkan pada tekanan-tekanan penghinaan dan permusuhan sosial yang menuntut kita memiliki keberanian istimewa untuk tidak malu akan Injil.
Bayangkanlah seseorang telah menyelamatkan hidup kita. Jika kita bertemu dia lagi setelah beberapa saat, bukankah kita tentu akan sangat bahagia menjumpainya, memperkenalkannya kepada teman-teman kita, dan memberi tahu mereka tentang penyelamatan kita? Kita tentu tidak akan malu tentang dia. Yesus Kristus adalah Penyelamat hidup kita.
Marilah kita andalkan kekuatan Injil
Allah menjadikan kabar keselamatan dari-Nya diketahui melalui Roh Kudus. Meskipun ada perkembangan-perkembangan anti-Kristen di masyarakat kita, kita dapat tetap tenang dan mengandalkan kekuatan Injil untuk menyatakan dirinya. Semoga kekuatan Injil menjangkau, mengubah, dan menyelamatkan bahkan lebih banyak orang di tahun gereja mendatang.
Kelompok Kerja TUK 11/2020