Mukjizat-mukjizat Yesus bersaksi tentang otoritas-Nya yang menyelamatkan. Yesus Kristus menyelamatkan orang-orang yang mengandalkan Dia. Ia menolong kita dan merawat kesehatan rohani kita.
Rasul Distrik Edy Isnugroho pada Minggu, 24 Januari 2021 melayani sidang jemaat Panggung Lor, Semarang sekaligus disiarkan secara langsung kepada seluruh gereja distrik Asia Tenggara. Sebagai dasar dari Nas Alkitab: katanya: “Tuhan, kasihanilah anakku. Ia sakit ayan dan sangat menderita. Ia sering jatuh ke dalam api dan juga sering ke dalam air. Aku sudah membawanya ke murid-muridMu, tetapi mereka tidak dapat menyembuhkannya”
Dalam firmanNya, Rasul Distrik mengawali dalam konteks tentang seorang anak yang memiliki penyakit ayan dan sudah mengalami banyak usaha penyembuhan tetapi belum berhasil, bahkan setelah menemui murid-muridNya. Tuhan dalam menunjukkan kuasa pasti memiliki maksud tertentu, dan kita perlu memahami rencana dalam mukjizatNya. Orang-orang Yahudi menganggap seorang yang terkena penyakit jasmani merupkana akibat dari penyakit rohani atau dosa yang telah diperbuat sehingga membuat dirinya dikucilkan dari masyarakat. Anak yang sakit ayan dikuasai roh jahat sehingga menyiksanya. Tuhan Yesus juga memiliki kuasa menyembuhkan anak tersebut dan mengusir roh jahat, sehingga membawa kembali kedalam persekutuan dalam masyarakat maupun kepada Allah dan sesama.
Kuasa Yesus bekerja kepada manusia untuk menyelamatkan jiwanya khususnya kepercayaan, seperti dalam firman “Imanmulah yang menolong dirimu, kepercayaanmulah yang menyelamatkan engkau”. Dalam prakteknya, kepercayaan yang sejati dan dikehendaki haruslah mengerti dan melakukan kehendak Allah. Yang berlaku adalah hukum sepuluh perkara yang diwujudkan dalam hukum kasih kepada Allah dan kepada sesama. Perlu memperhatikan Injil Kristus, dalam kematian, kebangkitan dan kedatanganNya kembali. Selain itu para percayawan juga selalu berada dalam pengajaran para Rasul.
Hal inillah juga sama seperti keadaan jiwa dan kepercayaan pada diri kita. Merupakan hak kita jika berada dalam penderitaan, kekhawatiran dalam kehidupan. Tetapi yang terpenting adalah permohonan agar jiwa disembuhkan di hadapan Tuhan. Adalah proses yang berulang untuk mengusahakan kesembuhan jiwa kita. Keyakinan kita akan hal jasmani juga ditempatkan dalam hal rohani. Setiap anak Allah menganggap kebenaran setiap orang berbeda tidak perlu dipermasalahkan. Bukan tugas kelompok Rasul menyatakan benar-salah maupun baik–jahat. Hendaknya berhati-hati dalam mengetahui apakah Roh Kudus yang menggerakkan sehingga menghasilkan buah-buah Roh (Galatia 5:22), atau dari roh lain yang dapat menjerumuskan. Iman menolong menyembuhkan jiwa kita ketika Tuhan datang kembali.
Anak yang sakit ayan juga menderita bisu dan tuli. Keadaan kita sekarang banyak yang tidak peduli akan keadaan orang lain. Dalam kondisi lain, merasa tidak pnya bagian dalam sidang jemaat, merasa terpinggirkan dan tidak dianggap memiliki kemampuan membantu pekerjaan Tuhan. Berdasarkan hal ini, kita disembuhkan dan dikembalikan kembali dalam persekutuan anak-anak Allah. Meskipun Yesus memberikan otoritas kepada para murid, tetapi perlu kehadiran Yesus. Seperti saat ini utusan Tuhan Yesus diemban Rasul dan pemangku jawatan, tetapi belum cukup sehingga diperlukan berdoa dan berpuasa. Berdoa berarti memohonkan kepada Tuhan, berpuasa artinya menempatkan sesuatu yang penting yaitu hanya kepada persekutuan dengan Tuhan.