“Ia adalah seorang pekerja keras, pejuang Allah yang gigih, dengan banyak pengorbanan terutama rela meninggalkan pekerjaan duniawi dan keluarganya untuk melayani anak-anak Allah.” Inilah kesan mendalam dari Rasul Distrik Edy Isnugroho terhadap Oudste Distrik (t.m) Jonathan yang meninggal dengan tenang di rumahnya di Ringinharjo, Yoygyakarta pada Rabu, 4 Agustus 2021 Pukul 21.30 WIB.
Oudste Distrik Jonathan dilahirkan di Kebumen pada 25 September 1951 dari keluarga Kerasulan Baru. Beliau menghabiskan masa kecilnya di Kedungwinangun, dan ketika beranjak remaja beliau pindah ke Yogyakarta untuk melanjutkan studinya. Dari pernikahannya dengan Ibu Sinuk Warsinem, beliau dikaruniai 3 orang anak. Mereka semua terbilang di sidang jemaat Baciro, tempat dimana beliau menerima tugas-tugas jawatan Sub-Diaken, Diaken, dan Priester, untuk kemudian beliau ditahbiskan sebagai Evangelist dan Evangelist Distrik untuk Yogyakarta.
Kehidupan bagi Yesus Kristus
Pada Februari 2001, Rasul Yusak Saptohadiprayitno mewakili Rasul Distrik Alfons Tansahtikno memohon kepada beliau untuk pindah ke Papua, dan melanjutkan pekerjaan Oudste Distrik Sukarmin yang memasuki masa pengasoan. Oudste Distrik Jonathan bergumul dalam hatinya, namun ia mengandalkan Allah dan sukacitanya dalam melayani Allah membuat ia memutuskan pensiun dari pekerjaanya meskipun dengan berat hati. Pada akhirnya beliau dan istri pindah ke Sorong, Papua.
Dengan penuh antusias, beliau memimpin distrik Papua selama 15 tahun dan memastikan sidang-sidang jemaat disana dapat dilayani oleh pemangku jawatan setempat. Meskipun mayoritas populasi di Papua menganut agama Kristen, namun tidak mudah untuk memperkenalkan pengajaran Rasul disana. Banyak orang yang menganggap Gereja Kerasulan Baru sebagai sebuah sekte. Namun dengan rendah hati beliau melakukan pendekatan dengan pemimpin gereja lokal dan pemerintah daerah. Allah memberkati usahanya: Gereja Kerasulan Baru di Papua akhirnya mendapat pengakuan dari pemerintah setempat.
Seiring berlalunya waktu, kesehatan dan kekuatannya semakin menurun. Bagaimanapun, ia tetap bersemangat untuk melayani dan mengabarkan injil Yesus Kristus. Pada Oktober 2016, Rasul Distrik Urs Hebeisen datang ke Manokwari untuk memberikan pengasoan bagi Oudste Distik Jonathan.
TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil
Rasul Distrik Edy Isnugroho memimpin kebaktian pemakaman pada Kamis, 5 Agustus 2021. Rasul Distrik menggunakan nas dari Ayub 1:21 yang menggambarkan sikap hati almarhum: TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!
“Almarhum telah mengakui pemberian dari Allah yang sangat berharga: keanakan di dalam Allah,” ujar Rasul Distrik. Almarhum juga menerima pemberian yang berharga di dalam diri istri yang setia dan penuh kasih mendukung melayani anak-anak Allah di distrik Yogyakarta dan Papua. Dengan rendah hati almarhum mengakui bahwa Tuhan-lah yang mengaruniakan pekerjaan Tuhan, saudara-saudari sekepercayaan, bukan karena kehebatan sendiri almarhum sendiri. “Selama saya ditugaskan sebagai Rasul untuk wilayah Papua, Oudste Distrik tidak pernah menyusahkan saya!” Sebaliknya beliau mendukung dengan penuh antusias dan sukacita.
Sikap hati yang dimiliki Ayub adalah sikap hati almarhum. Meskipun gereja tidak dapat memberikan apa yang seharusnya dapat ia terima, Ia tidak marah dan tetap setia sampai pada akhirnya. “Suatu kali almarhum pernah berkata bahwa ia ingin menikmati masa pensiunnya dengan penuh sukacita di kampung halamannya, namun apa yang beliau alami? Beliau harus mengalami sakit yang berkepanjangan.” Beliau tidak mengeluh dan tetap percaya, setia, dan mengandalkan Allah.
Rasul Distrik mengajak kita meneladani sikap hati almarhum. Meskipun terkadang Tuhan tidak memberikan jawaban dan kita tidak memahami rencana-Nya, kita ingin tetap bersetia. Penderitaan bukanlah hukuman dari Allah. Allah memperkenankan kita menderita sama seperti Tuhan Yesus – yang meskipun juga dikasihi oleh Allah – namun juga tidak dihindarkan dari penderitaan.
“Allah itu setia! Ia memberikan kekuatan bagi almarhum untuk tetap bersetia sampai akhir. Itulah yang berharga. Marilah kita juga bersetia sampai kita mengalami persekutuan yang kekal bersama dengan Allah.”