Injil Markus pasal 6 memuat banyak peristiwa dramatis: Di antaranya Yesus ditolak di Nazaret, Yohanes Pembaptis dibunuh, dan Yesus memberi makan lima ribu orang. Yang terakhir ini berisi ayat untuk dasar Kebaktian Istimewa – Markus 6:34 – yang dipimpin Rasul Distrik Urs Hebeisen di gereja Gendeng, Yogyakarta, 4 Maret 2018.
Yesus dan murid-murid-Nya kelelahan, lapar dan ingin beristirahat ke tempat yang sunyi dengan perahu. Tapi, kemudian sejumlah orang banyak mengetahui hal ini dan mendahului mereka melalui jalan darat. Tempat yang tadinya sunyi sudah penuh dengan orang. Apa yang Yesus lakukan? Acuh tak acuh? Tidak. Ia melihat mereka, tergerak oleh belas kasihan lalu mengajar mereka, bahkan kemudian memberi mereka makan. Ia tidak membeda-bedakan orang.
Sama halnya dengan pekerjaan keselamatan yang tidak membeda-bedakan orang. Rasul Distrik berkata bahwa keselamatan diperuntukkan baik bagi manusia yang masih hidup di bumi, maupun jiwa-jiwa yang sudah berada di alam barzakh. Untuk itu, kita ingin meneladani sikap Tuhan Yesus dan mengharapkan keselamatan juga bagi mereka.
Kita tidak mencela atau menghakimi mereka yang berdosa, melainkan berkata, “Allah mengasihimu” dan mendoakan keselamatan mereka. Dengan cara ini kita menjadi pembawa terang bagi jiwa-jiwa yang membutuhkan.
Para Rasul telah diberi kuasa oleh Tuhan Yesus untuk memberitakan Injil dan menyalurkan sakramen-sakramen hingga saat ini. Kepada setiap jiwa yang percaya kepada Tuhan Yesus dan para utusan-Nya, dan yang merindukan akan keselamatan, jalan kemurahan Allah dibukakan bagi mereka. Kematian jasmani tidak membatasi mereka.
Pembantu Rasul Distrik Edy Isnugroho dan Rasul Samuel Hadiwidagdo turut membantu melayani dalam kebaktian yang dihadiri oleh sekitar 280 orang tersebut.
Teks/Foto: Willie Bernardi
This post is also available in: English