Ada tiga peristiwa istimewa pada kebaktian Minggu, 5 Juli 2020. Pertama, Minggu tersebut merupakan kebaktian pertama dalam kondisi normal baru, setelah sebelumnya selama hampir 4 bulan, sejak 18 Maret 2020, kita mengalami kebaktian melalui streaming sebagai akibat masa pandemi Covid-19. Kini kebaktian-kebaktian dapat dilaksanakan kembali secara teratur di sidang-sidang jemaat dengan tetap memerhatikan protokol kesehatan yang ketat. Kedua, adalah suatu kemurahan yang istimewa apabila seorang pendosa memperoleh pengampunan, kemerdekaan di dalam Kristus dan kehidupan. Itu terjadi pada Kebaktian Istimewa bagi secara khusus bagi mereka yang ada di alam barzakh. Pertolongan bagi mereka yang telah meninggal, dan sakramen-sakramen dapat disalurkan. Ketiga, dalam kesempatan yang istimewa pula Rasul Distrik Edy Isnugroho untuk pertama kalinya mengunjungi sidang jemaat Kedungdawa, Kedu Timur, dan memimpin Kebaktian Istimewa pada bulan Juli ini. Beliau disertai oleh Rasul Samuel Hadiwidagdo dan Rasul Samuel Handojo Tansahtikno (Filipina).
Rasul Distrik menggunakan nas dalam Kisah Para Rasul 4 : 12 : “Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.” Beliau menyampaikan bahwa Kebaktian Istimewa bagi mereka yang telah meninggal, bukanlah kebaktian duka. Para jiwa yang ada di alam barzakh yang tidak terhitung jumlahnya ada dalam keadaan yang berbeda-beda. Kita tidak pernah mengerti mengapa hal ini terjadi. Tetapi bagi kita yang ada di sini yang masih bertubuh maupun bagi jiwa-jiwa yang di alam barzakh, kita ingin menerima karunia dan kemurahan Allah dengan kerendahan hati dan kepercayaan.
Setelah Pentakosta pertama, Roh Kudus aktif dalam jawatan Rasul dan bekerja luar biasa dalam gereja Kristus sebagaimana dialami oleh Rasul Petrus. Roh Kudus menginspirasi para Rasul awal untuk berkhotbah, memberikan kesaksian tentang Yesus Kristus (Yohanes 16 : 14). Roh Kudus juga masih bekerja sampai sekarang dalam Firman Pengutusan Agung (Matius 28 : 18 – 20), Roh Kudus memberitakan Yesus Kristus dan rencana keselamatan Allah. Injil Yesus Kristus diberitakan kepada semua orang oleh para Rasul dengan otoritas Roh Kudus termasuk bagi orang yang telah meninggal agar mereka dapat hidup oleh Roh menurut kehendak Allah (1 Petrus 4 : 6). Kehendak Allah adalah agar semua orang diselamatkan, dan keselamatan hanya ada di dalam Yesus Kristus (Yohanes 14 : 6).
Apabila seseorang meninggal dunia, maka tubuhnya kembali ke tanah, namun roh dan jiwanya masuk ke alam kematian (alam barzakh). Roh dan jiwa berdasarkan kepribadian masing-masing yang unik ada di alam barzakh. Dalam 1 Petrus 3 : 19, Yesus Kristus ketika wafat pergi memberitakan Injil kepada roh-roh yang ada di dalam penjara. “Penjara” yang dimaksud adalah “keadaan jatuh dalam dosa dan tunduk takluk di bawah kuasa kejahatan.” Keadaan jiwa yang ada di alam barzakh merupakan ungkapan kedekatan atau keterasingan dengan Allah dan tergantung kepada tingkat kesalahan yang diukur oleh Allah sendiri.
Kepada mereka yang telah meninggal pun ditawarkan keselamatan yang memungkinkan mereka menerima pertolongan Allah. Sebagaimana Allah menolong Rasul Petrus ketika ada di dalam penjara yang begitu ketat. Allah mengutus malaikatnya ke dalam penjara menolong Petrus melewati para penjaga sehingga bisa terlepas dari sana. Demikian juga pembebasan Allah yang dilakukan di bumi ini bukanlah pembebasan yang massal namun hanya mereka yang percaya dan merindukan kelepasan, yang ingin dimerdekakan oleh Yesus Kristus. Para jiwa harus mengambil keputusan apakah menerima atau menolak Yesus Kristus. Marilah kita juga memutuskan “ya” untuk percaya, mengikut Tuhan, menyesuaikan diri dengan Injil, dan meraih sakramen, untuk dimerdekakan menuju kemerdekaan yang sepenuhnya pada saat kedatangan Kristus, dan kita akan menerima tubuh kebangkitan (I Tesalonika 4 : 16 – 17). Pada masa sekarang ini, Injil diberitakan, sakramen-sakramen disalurkan kepada jiwa-jiwa di alam barzakh. Bahkan, pada masa Kerajaan Damai Seribu Tahun Injil diberitakan kepada semua orang sebab Allah menghendaki semua jiwa diselamatkan. Kita bersyukur mengetahui rencana keselamatan Allah yang menakjubkan dan keinginan kita bersama untuk ambil bagian dalam persekutuan yang kekal. “Roh Kudus harus tetap bekerja, menginspirasi dan menuntun kita, sehingga memperbarui jiwa kita,” demikianlah Rasul Distrik mengakhiri pelayanannya.
Rasul Distrik kemudia merayakan Perjamuan Kudus bersama sidang jemaat dengan rasa syukur yang amat dalam. Setelah itu, beliau berkenan menyalurkan sakramen Baptisan Kudus, Kemeteraian Kudus, dan Perjamuan Kudus bagi para jiwa yang ada di alam barzakh, yang diwakili oleh Uskup Dwi Sulistyo Utomo dan Evangelist Distrik Mercy Christiawan.