Buah-buah pikiran tentang nas Alkitab
Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada TUHAN, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini. Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!”
Yosua 24:15
Pendahuluan
Nas Alkitab untuk persekutuan doa kita didasarkan pada sebuah pertemuan yang diatur Yosua bagi suku-suku Israel. Allah yang hidup telah memilih bangsa Israel yang kecil, yang biasa-biasa saja, sebagai umat-Nya. Ia memberi mereka hukum Taurat di Gunung Sinai dan ingin memiliki persekutuan dengan umat itu: “Kamu akan menjadi bagi-Ku kerajaan imam dan bangsa yang kudus” (Keluaran 19:6). Bangsa Israel berjalan melalui sebuah proses pembaharuan ketika mereka dipimpin melalui padang gurun oleh Musa. Musa kemudian meninggal dan Yosua dipilih menggantikannya untuk memimpin umat ke Tanah Perjanjian.
Ketika Yosua memiliki perasaan bahwa ajalnya mendekat, ia ingin mengucapkan salam perpisahan kepada bangsanya dan juga menginginkan mereka mengambil sebuah keputusan. Mereka perlu memutuskan allah manakah yang mereka ingin layani, apakah allah dari bapa-bapa mereka yang telah mereka layani di Mesir atau mungkin allah-allah bangsa Amori, yang disembah di Kanaan. Yosua menetapkan bagi mereka sebuah teladan ketika ia berkata, “Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!” Oleh karena itu, adalah harapannya agar bangsa itu akan memilih TUHAN; untuk hanya menyembah-Nya, untuk mengharapkan keselamatan hanya dari Dia, dan untuk hidup sesuai perintah-perintah-Nya.
Sebuah keputusan diperlukan
Sama seperti umat Israel, kita juga, sebagai umat perjanjian baru, terus-menerus dihadapkan dengan persoalan tentang siapakah yang ingin kita layani, kepada siapa kita ingin berpegang teguh, dan dari siapa kita mengharapkan keselamatan. Oleh karena itu, adalah penting dan diperlukan agar kita, seperti Yosua, berkata bahwa kita ingin melayani Tuhan dan hidup sesuai dengan kehendak-Nya.
Keputusan bagi Kristus
Allah yang hidup menjadi Manusia di dalam Yesus Kristus. Ia sajalah jalan dan kebenaran dan hidup (Yohanes 14:6). Para Rasul memberitakan bahwa keselamatan dapat ditemukan hanya di dalam Kristus (Kisah Para Rasul 4:12) dan memanggil kita untuk mengambil keputusan bagi Dia (Kisah Para Rasul 17:22-31). Para Rasul yang aktif saat ini bekerja dengan cara yang sama seperti yang Petrus lakukan di hadapan Mahkamah Agama dan yang Paulus lakukan di Atena dengan mengumpulkan umat perjanjian baru yang telah dipilih oleh Tuhan untuk memberitakan kebaikan-kebaikan Allah pada saat ini dan di dalam kerajaan damai (1 Petrus 2:9).
Untuk mengambil keputusan bagi Yesus Kristus berarti pertama-tama untuk menerima Dia sebagai Tuhan atas keberadaan kita. Kita percaya bahwa Allah telah menjadi Manusia di dalam Yesus Kristus, bahwa Ia telah memberikan nyawa-Nya bagi kita, bahwa Ia bangkit dari antara orang mati dan akan datang kembali.
Keputusan bagi Yesus Kristus tidak sesederhana untuk menerima dan membacakan ajaran-ajaran iman. Keputusan kita bagi Kristus juga mencakup untuk menjadi murid, yakni untuk menjalani suatu jalan kehidupan yang sesuai dengan tujuan-Nya. Kita memutuskan bahwa Yesus adalah contoh untuk perilaku kita dalam kehidupan sehari-hari.
Yesus menjangkau mereka yang dianggap rendah. Maka kita tidak ingin memiliki prasangka apa pun, melainkan menjangkau orang-orang yang berbeda dengan kita.
Yesus juga menjangkau orang-orang yang membutuhkan. Marilah kita tidak begitu saja mengabaikan kebutuhan-kebutuhan sesama kita, tetapi marilah kita pikirkan dengan cara yang kreatif, bagaimana kita dapat menolong mereka.
Yesus mengucapkan perkataan penghiburan dan keselamatan. Kata-kata kita hendaknya juga menghibur dan menguatkan, dan tidak merendahkan atau mengecilkan hati. Meskipun ketika kita berada dalam konflik dengan orang lain, kita tidak ingin menyakiti atau bahkan menghancurkan mereka melalui kata-kata.
Marilah kita ingat bahwa melalui sebuah keputusan yang tulus bagi Yesus Kristus, yang terwujud di dalam perkataan dan perbuatan, orang juga dapat menolong orang lain untuk memutuskan bagi Kristus!
Kelompok Kerja Tuntunan untuk Kebaktian 08/2020
This post is also available in: English