Buah-buah pikiran tentang nas Alkitab
Berbahagialah manusia yang kekuatannya di dalam Engkau, yang berhasrat mengadakan ziarah!
Mazmur 84:6
Pendahuluan
Mazmur 84 dinyanyikan atau dilagukan oleh para peziarah di mana mereka memohon perlindungan kepada Allah dalam perjalanan ziarah mereka yang panjang dan terkadang berbahaya menuju Bait Allah. Seperti yang dijelaskan di dalam mazmur, adalah penting untuk mengandalkan kekuatan dan kuasa Allah dan bukan pada kekuatan kita sendiri.
Ada banyak contoh tentang hal ini baik di dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Abraham, misalnya, yang diminta oleh Allah untuk meninggalkan kampung halamannya (Kejadian 12:1); hambanya yang diutus untuk mencarikan seorang istri bagi Ishak (Kejadian 24:56); umat Israel yang melakukan perjalanan melalui padang gurun; dan laki-laki dan perempuan yang mendampingi Yesus saat Ia melakukan perjalanan melalui kota-kota dan desa-desa Palestina!
Perjalanan ziarah orang Kristen
Orang-orang Kristen tahu bahwa mereka tidak memiliki tempat tinggal yang tetap di bumi (Ibrani 13:14). Oleh karena itu mereka bukan dalam perjalanan menuju ke sebuah bait jasmani, tetapi dalam sebuah perjalanan ziarah menuju Yerusalem surgawi dan ciptaan baru. Barangsiapa berada dalam perjalanan ziarah menuju kota yang kekal, ia akan mengarahkan hidupnya pada Injil dan maka itu sudah dapat mengalami sebuah rasa pendahuluan kerajaan Allah di dalam Yesus Kristus dalam perjalanan mereka. Orang-orang yang memulai perjalaan ini perlu berwaspada terhadap kesulitan-kesulitan yang dapat timbul dan harus menaruhkan pengandalan mereka kepada Allah, agar mereka menerima kekuatan yang mereka perlukan. Inilah sebabnya Mazmur 84:7-8 menyebutkan: “Apabila melintasi lembah Baka, mereka membuatnya menjadi tempat yang bermata air; bahkan hujan pada awal musim menyelubunginya dengan berkat. Mereka berjalan makin lama makin kuat, hendak menghadap Allah di Sion.”
Semakin lama perjalanan, dapat menjadi semakin sulit untuk menghadapi masalah-masalah yang mungkin timbul, dan karena itu tidak selalu mudah untuk mengandalkan Allah khususnya ketika Ia kelihatannya diam. Ada banyak contoh di dalam Kitab Suci yang bersaksi tentang kesetiaan Allah. Ia mendengarkan seruan kita, mencondongkan diri-Nya kepada kita, mengangkat kita dari lobang kebinasaan, dan menempatkan kaki kita di atas sebuah batu, serta menetapkan langkah-langkah kita (Mazmur 40:2-4).
Bertumbuh dalam pengetahuan pada ziarah kita
Selama perjalanan ziarah, adalah penting.untuk tetap fokus pada tujuan, yang akan memberikan motivasi yang diperlukan untuk melanjutkan dan untuk tidak menyerah.
Dalam pengertian rohani, ini berarti bahwa Injil hendaknya dipelajari untuk menjangkau sebuah pemahaman yang mendalam tentangnya. Dengan melakukan hal ini, kita akan memperdalam hubungan kita dengan Allah dan sesama kita, begitu pula kita memiliki fokus yang lebih baik untuk kehidupan kita sendiri, sehingga meskipun dihadapkan dengan rintangan-rintangan dalam perjalanan kita, kita akan mampu tetap tenang dan dalam kedamaian.
Dalam perjalanan ziarah bersama-sama
Allah tidak meninggalkan kita sendirian, melainkan Ia memberi kita saudara dan saudari di samping kita dengan mana kita dapat berjalan bersama. Kita saling mendukung dan menyemangati dalam perjalanan ziarah kita.
Untuk menjaga kekuatan dan menghindari keterlambatan, peziarah hanya akan membawa barang-barang milik mereka yang sangat penting. Maka itu, marilah kita tidak membebani diri kita dengan hal-hal yang membuat perjalanan kita menuju ke kota yang kekal semakin sulit!
Kelompok Kerja Tuntunan untuk Kebaktian 09/2020
This post is also available in: English