“Kebaktian istimewa sungguh merupakan pengalaman yang istimewa. Allah tritunggal bekerja dalam kebaktian ini. Kemurahan-Nya yang begitu menakjubkan dianugerahkan kepada kita semua. Sekalipun mata jasmani kita tidak dapat melihat, tapi saya percaya telah begitu banyak jiwa yang datang pada hari ini,” demikianlah Rasul Distrik mengawali pelayanannya dalam kebaktian istimewa di Sidomulyo, Minggu, 7 Maret 2021.
Rasul Distrik menggunakan nas yang diberikan oleh Rasul Kepala dari Mazmur 22:27 “Orang yang rendah hati akan makan dan kenyang, orang yang mencari TUHAN akan memuji-muji Dia; biarlah hatimu hidup untuk selamanya!”
“Pada hari ini Allah akan mengaruniakan ketiga sakramen kepada para jiwa yang telah mati. Kebaktian istimewa bukanlah peringatan akan kematian orang yang kita kasihi. Dalam kebaktian ini kita menyadari bahwa Allah yang maha kasih mengaruniakan berkat dan kemurahan-Nya. Jiwa-jiwa yang miskin dan menderita akan memperoleh keselamatan.”
Allah tidak menolak mereka yang miskin dan malang
Mazmur pasal 22 ini ini terbagi dari dua bagian. Ayat 1-22 menggambarkan bagaimana penderitaan, kesengsaraan penulis Mazmur. Dan ayat 23-32 menuliskan bagaimana pemazmur mengandalkan Allah. Bagi kita, Mazmur 22 adalah sebuah nubuat tentang Yesus Kristus. Ayat-ayat 2, 9, dan 16-19 menggambarkan penderitaan Yesus pada kayu salib, di akhir Mazmur berbicara tentang kebangkitan-Nya dan keselamatan yang Ia tawarkan kepada umat-Nya.
“Apa yang digambarkan penulis Mazmur ini sama dengan masalah-masalah yang ada saat ini,” ujar Rasul Distrik. Penderitaan yang kita alami dapat menimbulkan keraguan dalam hati kita, dan itulah bahaya yang dapat terjadi. “Sama seperti yang dikatakan oleh Rasul Kepala pada awal pandemi ini: marilah kita mengandalkan Allah saja!”
Di ayat yang ke-7 pemazmur berkata ia dianggap seekor ulat. “Banyak terjadi dimana-mana, martabat manusia tidak dihargai. Mereka dipandang rendah karena latar belakangnya. Belum lagi perempuan-perempuan dan anak-anak yang menjadi korban kekerasan dalam keluarga mereka. Aksi-aksi terorisme, bencana alam, kecelakaan pesawat, dan lain sebagainya. Pandemi ini juga membuat kita sedih, beberapa anak-anak Allah dan pemangku jawatan juga dipanggil pulang. Seakan-akan Allah tidak mendengar doa-doa kita!”
Dan ketika pemazmur mengatakan ia dapat menghitung tulangnya (ayat 18), kita menarik sebuah perbandingan dengan jutaan orang yang saat ini menderita karena kelaparan. Semua kemalangan ini tidak dimaksudkan untuk menimbulkan rasa putus asa. Allah tidak menolak orang-orang malang ini (ayat 25)! “Ia menolong mereka: Ia masih aktif bekerja, Kebangkitan pertama tidak ditunda.”
Masa depan kita
Kristus masa depan kita, Ia juga adalah masa depan bagi mereka yang telah mati. Mereka yang mencari Dia akan dipuaskan dan tidak akan menderita kekurangan. Mencari Allah berarti:
- para jiwa ini memilih untuk percaya kepada Allah
- Berserah dalam pengampunan dosa. mengakui bahwa diri kita adalah para pendosa. Kita ingin mengampuni sesama kita dan bertekad untuk menang.
- Melakukan kehendak-Nya dan meyelaraskan hidup kita dengan perintah-perintahnya
- Bergabung di dalam sidang jemaat untuk mengalami perawatan Tuhan
Mereka yang mencari Allah akan mampu masuk ke dalam kerajaan Allah, di mana mereka akan dipuaskan sepenuhnya. Mereka memiliki kepastian bahwa Allah mengasihinya, mengalami kemurahan-Nya, dan dipilih oleh Kristus untuk melayani Dia.
“Semoga kebaktian istimewa ini menjadi sebuah kesempatan bagi kita untuk memuji Allah. Sukacita kita bukanlah sukacita yang egois dari orang-orang yang bersukacita karena luput dari kejahatan yang menimpa orang lain. Tetapi sukacita yang lahir dari Roh Kudus, karena kita mengetahui bahwa Allah menolong mereka yang malang seperti yang Ia lakukan bagi kita!”