Rasul distrik Edy Isnugroho bersama Uskup Dwi Sulistyo Utomo tiba di Batam pada Selasa 30 November dan melaksanakan kebaktian di sidang Tiban Baru jam 18.30. Saudara-saudari mengalami sukacita. Selama dua tahun mereka merindukan pelayanan dari Rasul atau pun Jawatan distrik, tetapi karena pandemi dan peraturan pemerintah mengenai protokol kesehatan sehingga hampir setiap orang tidak bisa bepergian jauh.
Rasul Distrik menggunakan nas dari Kisah Para Rasul 17:26,27 “Dari satu orang saja Ia telah menjadikan semua bangsa dan umat manusia untuk mendiami seluruh muka bumi dan Ia telah menentukan musim-musim bagi mereka dan batas-batas kediaman mereka, supaya mereka mencari Dia dan mudah-mudahan menjamah dan menemukan Dia, walaupun Ia tidak jauh dari kita masing-masing.”
Pada waktu itu Rasul Paulus ada di Athena. Orang-orang disana menyembah berhla-berhala, bahkan mereka juga membuat satu altar yang didedikasikan kepada satu ilah yang tidak dikenal. Saat ini orang-orang menghabiskan waktu untuk berhala-berhala yang mereka pilih. Kultus yang umum adalah aku atau diri sendiri. Ada orang-orang Kristen yang berpikir mereka bisa membeli berkat Allah dengan persembahan atau pujian, jika demikian bagaimana mereka nantinya. Yesus Kristus mengutus para Rasul-Nya untuk memberitakan Injil kepada yang hidup dan yang telah meninggal. Paulus mengajarkan bahwa semua manusia dijadikan dari satu orang. Allah menghendaki keselamatan semua orang dan bahwa kematian bukan sebuah halangan bagi aktivitasnya yang menyelamatkan. Untuk meraih keselamatan manusia harus menjawab panggilan Allah dan mencari Dia.
Hadir dalam kebaktian 39 jiwa, Kemeteraian Kudus 1 dewasa dan 4 anak. Pengaktifan Diaken Tia Setiawan yang telah kembali lagi ke Batam.
Selanjutnya, pada Rabu, 1 Desember Rasul Distrik dan Uskup melanjutkan perjalanan ke Pangkal Pinang dan melaksanakan kebaktian di Kacangpedang dan melayani 14 jiwa disana.
Perjalanan ke Palembang
Pada hari Kamis Rasul Distrik dan Uskup melanjutkan perjalanan untuk melayani saudara-saudari yang ada di Palembang. Di sana Uskup Trius Joko Prayitno dari Lampung bergabung dengan Rasul Distrik. Kamis 2 Desember Jam 17.00 Rasul Distrik melayani mereka yang ada di sidang Tulung Harapan. Nas kebaktian: “Berbahagialah dan kuduslah ia, yang mendapat bagian dalam kebangkitan pertama itu. Kematian yang kedua tidak berkuasa lagi atas mereka, tetapi mereka akan menjadi imam-imam Allah dan Kristus, dan mereka akan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Dia, seribu tahun lamanya.” (Wahyu 20:6). 36 jiwa ambil bagian dalam pelayanan dan Kemeteraian Kudus 3 jiwa anak.
Jumat, pagi 3 Desember Rasul Distrik melayani saudara-saudari di Cahayamas. Saudara-saudari dari Pelita Jaya dari Baturaja juga hadir ikut ambil bagian dalam pelayanan yang menkajubkan. Firman dasar kebaktian: “Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi. Karena aku telah mempertunagkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus.” (2 Korintus 11:2)
Minggu, 5 Desember saudara, saudari dari Sembilan Ilir, Sungai Lilin dan Jalur bergabung di Sembilan Ilir Pelembang untuk ambil bagian dalam pelayanan Rasul Distrik. Firman Kebaktian : Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang, dan terangkatlah kamu, hai pintu-pintu yang berabad-abad, supaya masuk Raja Kemuliaan! “Siapakah itu Raja Kemuliaan? “Tuhan, jaya dan perkasa, Tuhan, perkasa dalam peperangan!” (Mazmur 24 : 7-8)
Beberapa ahli tafsir berpikir bahwa nas Alkitab kita menunjuk pada masuknya Tabut Allah ke dalam Yerusalem. Pemazmur mengatakan bahwa kemuliaan Allah begitu besar, sehingga pintu-pintu gerbang kota harus diperlebar agar bisa masuk. Bagi orang-orang Kristen, teks ini memberitakan kedatangan Yesus Kristus. Tuhan hanya dapat menyelamatkan kita jika kita “membuka pintu” hati kita untuk-Nya. Untuk menerima kepenuhan berkat dan keselamatan dari-Nya, kita harus “melapangkan” hati dan pikiran kita. Orang-orang Yahudi menantikan Mesias untuk memulihkan kerajaan Israel dan membebaskan mereka dari masalah-masalah mereka. Tetapi, Tuhan datang untuk sebuah alasan yang berbeda: Ia membuka pintu untuk hidup yang kekal. Janganlah kita terus terfokus pada hal-hal duniawi. Marilah kita buka hati kita bagi Roh Kudus. Melalui Dia, kita dapat mempersiapkan diri kita bagi kedatangan Tuhan kembali. Yesus berkata, “Demikian juga tidak seorangpun mengisikan anggur yang baru ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian anggur itu akan mengoyakkan kantong itu, sehingga anggur itu dan kantongnya dua-duanya terbuang. Tetapi anggur yang baru hendaknya disimpan dalam kantong yang baru pula” (Mrk. 2:22).
Untuk menerima Injil-Nya, orang-orang harus melepaskan gagasan-gagasan lama mereka. Mereka bersyukur karena Allah telah memilih mereka dan menawari mereka keselamatan. Marilah kita “lapangkan hati kita” dengan menaruh lebih banyak kepentingan pada rasa syukur kepada Allah daripada kepentingan duniawi. Marilah kita bersyukur kepada Allah atas pemilihan kita dan atas keselamatan yang Ia tawarkan kepada kita! Yesus meminta pemuda yang kaya untuk melepaskan harta miliknya dan mengikut-Nya (Mrk. 10:21). Tuhan ingin dia mengerti bahwa:
- ia harus meninggalkan gagasan tradisional dan memahami bahwa ia bergantung sepenuhnya pada kasih karunia;
- ia hendaknya tidak menaruh pengandalannya pada kekayaannya, tetapi mengandalkan Kristus dan menyerahkan dirinya kepada-Nya;
- persekutuan dengan Kristus adalah suatu harta yang jauh lebih berharga daripada benda-benda duniawi.
Yesus meminta kita untuk menjadikan hati kita lebih luas dengan belajar mengasihi seperti Dia. Marilah kita tidak hanya mengasihi teman-teman kita dan orang-orang yang menyukai kita. Janganlah kita terpusat pada diri sendiri, marilah kita buat hati kita lebih luas! Dengan membuka hati kita bagi Roh Kudus, kita bisa menjadi pertolongan dan berkat bagi orang-orang yang sedang menghadapi penderitaan yang sama seperti kita. Hadir dalam kebaktian 76 jiwa, Kemeteraian Kudus 1 dewasa.