Rasul Distrik Edy Isnugroho membuka tahun 2022 dengan sebuah kebaktian di Sidang Pucangan, Sub-distrik Purworejo di bawah moto : “Bersama dalam Kristus”. Sebagai nas dasar diambilkan dari Kisah Para Rasul 2 : 44 : “Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama.”
Tujuan kita tidak berubah: kedatangan Kristus kembali
Orang-orang Kristen Kerasulan awal hidup dalam situasi yang sulit sehingga mereka menyatukan sumber-sumber daya mereka untuk memenuhi kebutuhan dari masing-masing individu. Semenjak manusia pertama jatuh ke dalam dosa, Allah memiliki suatu rencana yang sangat indah : agar semua orang diselamatkan dan sampai pada persekutuan hidup yang kekal. Rencana Allah tidak akan berubah, tidak dapat ditunda, dan tidak dapat dihalang-halangi oleh siapa pun. Allah bekerja dengan sedemikian giat untuk keselamatan kita. Kita mempersiapkan diri secara aktif untuk suatu peristiwa yang pasti akan terjadi kelak : kedatangan Yesus Kristus kembali. Ia tidak datang kepada kita sebagai individu-individu, tetapi sebagai anggota-anggota suatu perkumpulan orang-orang percaya yang datang bersatu di dalam Kristus. Ia datang sebagai pengantin laki-laki yang akan menjumpai sidang jemaat pengantin perempuan dan membawa kita pada Perjamuan Kawin Sang Anak Domba.
Jangan berjalan sendiri
Rasul Distrik mengutip apa yang pernah diucapkan oleh Rasul Kepala Richard Fehr, “Orang yang berjalan sendiri tidak akan sampai pada Kerajaan Surga”. Bersama dalam Kristus berarti ada dalam persekutuan. Persekutuan dengan Allah Tri Tunggal : Bapa, Putra, dan Roh Kudus dan Allah Tri Tunggal bersekutu secara sempurna. Kita ingin mencapai kemanunggalan dengan Allah Tri Tunggal : Allah di dalam kita dan kita di dalam Allah.
Saat ini kita juga menghadiri kebaktian-kebaktian bersama-sama karena di situlah Yesus Kristus memberkati kita dengan Firman, kemurahan, tubuh, dan darah-Nya. Kita berbahagia bersama-sama karena kita berbagi iman, tujuan, dan perjuangan yang sama. Inilah persekutuan di dalam kebaktian.
Kita juga mengalami persekutuan satu dengan yang lain : melayani, menolong, dan menghibur orang lain. Kita perlu menerima kenyataan bahwa orang lain berbeda. Kita tidak harus merubah kepribadian kita supaya kita diterima oleh sesama kita atau sebaliknya. “Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis!” (Roma 12 : 15). Untuk hidup bersama dalam Kristus berarti setuju untuk memberi kepada orang lain dan menerima dari mereka.
Roh Kudus menghibur kita dengan mengingatkan kita bahwa persekutuan dalam Kristus lebih kuat dari pada maut. Yang hidup dan yang telah meninggal bersiap-siap bersama untuk kedatangan Kristus kembali. Mereka tetap aktif dan menghadiri kebaktian-kebaktian bersama-sama, menerima makanan rohani yang sama, dan mereka saling mendoakan. Pada saat kedatangan Kristus kembali, kita akan disatukan dan selalu bersama dengan-Nya dengan mengenakan tubuh yang baru. “Ini bukanlah mimpi atau hiburan yang murahan,” demikian dikatakan Rasul Distrik.
Rasul Samuel Hadiwidagdo turut membantu melayani dalam kebaktian. Dalam kebaktian yang dihadiri oleh 152 jiwa tersebut, Rasul Distrik melaksanakan Kemeteraian Kudus bagi 2 jiwa. Kebaktian diakhiri dengan video sambutan Rasul Kepala dan penampilan musik angklung.
This post is also available in: English