Yesus mengasihi yang miskin, Ia tidak menolak mereka yang menderita bahkan menginginkan agar semua orang dapat diselamatkan. Bagaimana respon yang tepat akan hal ini? Rasul Distrik memberikan jawabannya dalam sebuah kebaktian.
Pada hari Minggu, 7 Agustus 2022 Rasul Distrik Edy Isnugroho telah melayani sebuah kebaktian di sidang Dungus Cariang, Bandung. Kunjungan ini telah lama dinantikan oleh saudara-saudari disana sejak masa pandemi.
Lalu Ia berkata: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang itu. Sebab mereka semua memberi persembahannya dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, bahkan ia memberi seluruh nafkahnya.” Nas dari Lukas 21:3-4 ini menjadi dasar pelayanan beliau. Persembahan janda yang miskin ini lebih berkenan di hadapan Tuhan daripada jumlah besar yang dipersembahkan oleh orang kaya. Sudah sejak di bumi, Sang Putra Allah menunjukkan perhatian khusus kepada yang miskin.
Bagi-Nya jelas, kekayaan bukanlah suatu berkat yang dikaruniakan oleh Allah bagi mereka yang layak, dan kemiskinan bukan sebuah hukuman yang ditimbulkan oleh Allah kepada orang-orang yang tidak berperilaku dengan baik. Kristus mengambil bagian dalam kesusahan mereka dan datang menolong mereka.
Mereka yang miskin di dalam roh sadar bahwa mereka bergantung sepenuhnya pada kasih karunia Allah. Yang kaya di dalam roh membayangkan bahwa mereka berutang keberhasilan mereka pada usaha dan jasa mereka. Keselamatan kita tidak bisa dihasilkan oleh siapapun atau dilayakkan bagi siapa pun dari kita. Kita lah yang berutang pada kurban sempurna yang dipersembahkan oleh Yesus Kristus pada kayu salib. Yang Yesus harapkan dari kita adalah supaya kita mengasihi Allah dengan segenap hati kita dan dengan segenap kekuatan kita, dan agar kita mengasihi sesama kita seperti diri kita sendiri.
Mengasihi Allah bukan hanya pada saat semua sedang baik-baik saja, namun juga dalam hari-hari yang buruk. Marilah kita mengandalkan Allah. Jika kita hidup sesuai harapan-harapan-Nya, Ia akan menyediakan kebutuhan kita! Pada akhirnya, kasih kita kepada Allah juga diukur oleh kasih kita kepada sesama kita, khususnya oleh kasih yang kita lakukan bagi orang-orang yang membutuhkan.