“Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru. Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya.” (Roma 6:4,5). Ini adalah nas Alkitab yang diggunakan oleh Rasul Samuel Hadiwidagdo dalam kebaktian streaming Minggu, 3 Mei 2020.
Hubungan baptisan dengan kematian Tuhan
“Baptisan kudus memegang peranan penting bagi kita, tidak hanya karena kita menjadi umat Kristen namun hal ini juga berarti bahwa kita memutuskan untuk mengikut Kristus dan meneladani-Nya.” ujar Rasul Samuel. Melalui kematiannya di kayu salib, ini berarti:
- Ia menang atas dosa: Meskipun kuasa kejahatan melawan Dia dengan sekuat tenaga, Ia tetap taat pada Bapa
- Ia menyerahkan diri-Nya agar kita beroleh hidup yang kekal: Kita telah menyerahkan diri kita kepada Yesus melalui baptisan. Kita ingin melayani Dia dengan memberitakan injil.
- Ia setia hingga akhir: Ia membela kita sampai mati. Kita mohon kepada Allah untuk menolong kita tetap setia pada janji kita.
Tenaga yang baru
Jika kita mati bersama Kristus, maka kita juga akan dibangkitkan bersama Dia dan hidup dalam hidup yang baru dengan-Nya. Baptisan mengubah kita dan meraih tenaga yang baru:
- Bersyukur akan kasih karunia-Nya, sehingga kita tidak perlu menanggung dosa-dosa kita.
- Bahwa adalah mungkin untuk melawan kejahatan. Yesus akan memberikan kekuatan untuk melawan dosa.
- Untuk dapat merasakan kedekatan dengan Allah, ketika kita melakukan kehendak-Nya.
“Allah berjanji akan menuntun kita melalui Roh Kudus sampai pada harinya Tuhan agar kita dapat mengalami kebangkitan kita.” Rasul Samuel meyakinkan kita semua. “Tidak ada alasan bagi kita untuk melanggar janji yang telah kita nyatakan. Kita ingin berjuang, kita bergumul, kita berdoa untuk hal itu.”
This post is also available in: English