Buah-buah pikiran tentang nas Alkitab
Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami. Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.
2 Korintus 4:17-18
Pendahuluan
Rasul Paulus menulis untuk menghibur dan menguatkan sidang jemaat di masa penganiayaan terhadap mereka dengan menekankan bahwa semua kejahatan yang dialami orang-orang Kristen bersifat sementara dan akan berlalu. Ia berkata, bahwa itu dapat ditanggung dan diatasi jika seseorang memikirkan sukacita dan kebahagiaan kekal yang Allah persiapkan baginya. Kepastian akan per- sekutuan yang sempurna dengan Allah menaruhkan semua penderitaan, ke- malangan, dan kesakitan yang orang-orang timbulkan terhadap satu sama lain ke dalam sudut pandang yang benar. Nas ini sering dikutip untuk menghibur orang-orang yang menderita kesakitan, dukacita, atau kemalangan-kemalangan lain.
Menderita bersama Kristus
Jika seseorang membaca nas Alkitab tersebut dengan saksama, menjadi jelas bahwa Paulus tidak berbicara dalam pengertian umum tentang penderitaan yang berhubungan dengan kehidupan manusia (seperti rasa sakit, kehilangan, kegagalan), tetapi tentang penderitaan yang harus ditanggung orang Kristen demi Kristus. Oleh karena itu, Paulus memikirkan orang-orang yang menderita bagi dan bersama Kristus (2 Korintus 1:5-7). Yesus Kristus telah berkata bahwa orang-orang yang mengikut Dia akan menderita kesesakan-kesesakan (Matius 13:21). Penderitaan-penderitaan sedemikian tak terhindarkan: setiap murid Kristus akan menderita penganiayaan atau pencobaan (Yohanes 15:20). Pencobaan-pencobaan ini seringkali bersifat rohani dan karena itu belum tentu disebabkan oleh manusia.
Ujian-ujian
Kita akan ditantang oleh kekuatan jahat yang ada di dalam diri kita dan di sekitar kita. Kita bahkan mungkin disebut sebagai seorang pengecut atau orang lemah oleh teman-teman karena kita tidak membalas kejahatan dengan kejahatan dan lebih suka pengampunan daripada balas dendam. Kata-kata Yesus yang diucapkan pada kayu salib dapat menolong kita di sini: “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat” (Lukas 23:34). Orang-orang yang secara konsisten menjadikan kehendak ilahi sebagai tolok ukur tindakan-tindakan mereka hendaknya dapat menduga harus menghadapi kurangnya pengertian atau bahkan penolakan dari orang lain. Seorang murid Kristus hendaknya mengikuti teladan Yesus dan menyangkal dirinya serta memikul salibnya (Matius 16:24). Maka, seorang murid Yesus bukan hanya harus mengalahkan keegoisan, tetapi juga mengesampingkan kepentingan mereka sendiri. Sikap ini hanya dapat berhasil dengan menyelaraskan diri dengan kehendak Allah dan dengan menemukan ketenteraman di dalam kasih karunia Allah. Hal ini bahkan akan terjadi ketika, misalnya, kita dikecewakan oleh orang-orang yang kepada mereka kita telah menunjukkan kebaikan dan telah menolong dan mendampingi mereka. Hidup sesuai dengan Injil dan mengikut Kristus hanya dapat berhasil jika tidak tergantung pada hal-hal yang terjadi!
Ketika Rasul Paulus menyebut penderitaannya ringan, ia tidak ingin meremehkan kekuatan dan arti penderitaan itu. Ia berkata, sebagai contoh, bahwa beban yang ditanggungnya tak terkira dan luar biasa, sehingga ia putus asa akan hidupnya (2 Korintus 1:8,9). Kita dapat memikul beban ujian-ujian dan penderitaan-penderita- an kita karena Yesus membela kita (Roma 8:34).
Kekuasaan yang kekal
Kekuatan yang dibutuhkan untuk bertahan terhadap penderitaan juga dapat ber- asal dari suatu pengetahuan, bahwa kita hendaknya tidak berfokus hanya pada yang kelihatan dan yang sementara, tetapi pada apa yang tidak kelihatan dan yang kekal. Seringkali kelihatannya seolah-olah kekuatan-kekuatan yang memerintah dunia yang sementara dan kelihatan ini begitu kuat dan tidak dapat dikalahkan. Tetapi, hal itu keliru, karena apa yang tidak kelihatan dan yang kekal akan menang, dan segala kuasa dan kekuatan pada akhirnya harus datang menghadap takhta penghakiman Kristus (2 Korintus 5:10).
Kelompok Kerja TUK 10/2020
This post is also available in: English