Para pemangku jawatan dan istri dari Distrik Jakarta dilayani oleh Rasul Samuel Hadiwdagdo pada sebuah kebaktian di Depok, 23 Juli 2022. Melayani dengan mengikuti teladan yang ditetapkan oleh Yesus menjadi tema kebaktian ini.
“Dan setiap hari mereka melanjutkan pengajaran mereka di Bait Allah dan di rumah-rumah orang dan memberitakan Injil tentang Yesus yang adalah Mesias” (Kisah Para Rasul 5:42) adalah dasar nas Alkitab yang digunakan pada kebaktian tersebut.
Para Rasul telah diberi otoritas dan misi untuk mengajarkan injil dari Tuhan Yesus sendiri. Pada saat penahbisan, karunia tersebut telah diberikan kepada kita dan selanjutnya untuk mengajar banyak orang.
Untuk mengajarkan injil diperlukan suatu persiapan yang benar. Sejak kecil Yesus belajar dari para pengajar Taurat, dan setelah Roh Kudus diutus kepada-Nya Ia mulai mengajar sendiri diinspirasi oleh Roh Kudus. Kita pun harus memperoleh pengetahuan yang menyeluruh tentang Alkitab. Marilah kita sediakan waktu untuk membacanya dan membacanya kembali. Lalu kita harus belajar untuk menafsirkannya di dalam terang Roh.
Misi kita: memberitakan Injil
Misi kita adalah untuk memberitakan keselamatan di dalam Kristus:
- Kita memberitakan bahwa iman kepada Kristus memberi kita jalan masuk menuju hidup yang kekal dan persekutuan yang sempurna dan tetap dengan Allah;
- Tuhan tidak ingin menghukum pendosa, tetapi menyelamatkannya;
- Mempraktekan kasih kepada Kristus dan sesama kita.
Menggunakan otoritas jawatan kita dengan benar
Kita tidak bisa menggunakan otoritas jawatan kita untuk mengatur kehidupan orang-orang percaya karena Tuhan telah menjelaskan bahwa kerajaan-Nya bukan dari dunia ini. Sama seperti Yesus, Ia datang untuk melayani bukan untuk dilayani. Kita tidak mengajar orang-orang percaya untuk membuat mereka terkesan atau menguasai mereka, tetapi untuk membawa mereka pada pengetahuan yang sama tentang Kristus seperti kita.
Mengajar setiap hari, di mana pun kita berada
Injil Kristus berlaku sepanjang masa dan di segala tempat. Marilah kita memberitakannya tanpa rasa takut, terlepas apakah manusia bersedia menerimanya atau tidak. kita memberitakan injil pada waktu kebaktian-kebaktian, tetapi juga untuk pergi kepada orang-orang percaya: kepada mereka yang sakit, yang berduka cita, yang jauh dari Allah.
Marilah kita menerapkan Injil pertama-tama di dalam rumah kita. Marilah kita menjadi teladan iman, pengandalan kepada Allah, kasih dan kerendahan hati kepada orang-orang yang kita kasihi.
Dan janganlah kita lupa bahwa jawatan kita tidak menjamin kita bahwa kita akan diselamatkan. Kita tidak ingin mengabaikan persiapan kita sendiri untuk kedatangan Kristus kembali!